bakabar.com, TANJUNG – Lima hari lagi bangsa Indonesia memperingati HUT ke-76 kemerdekaan RI.
Lalu bagaimana makna kemerdekaan menurut para pahlawan tanpa tanda jasa di Tabalong?
Nana Norliana, Guru SDN Pari-Pari di Kecamatan Kelua memaknai kemerdekaan dengan sikap berjiwa besar.
Sebagai seorang guru, dihadapkan pada beberapa perubahan cara belajar, tentu memerlukan kesiapan secara fisik dan juga emosional.
“Persiapan fisik guru harus memfasilitasi diri dengan berbagai alat yang baru. Persiapan psikis atau mental antara lain mengendalikan emosi serta mendorong diri belajar cepat menyiapkan berbagai hal yang belum diketahui namun diperlukan dalam pembelajaran gaya baru di masa pandemi ini,” jelasnya, Kamis (12/8).
Guru lainnya, Haryati Elmiati mengatakan pengajar harus mampu membebaskan diri dari hal yang membuatnya terbelenggu.
“Bagi saya, guru bisa dikatakan merdeka apabila ia mampu membuat program yang berkaitan dengan tugas mengajar dan menyelesaikan tugasnya dengan baik,” ucapnya.
Haryati bilang guru agar tidak alergi untuk mengembangkan keilmuan mereka dan juga mampu bekerja sama dengan guru lainnya dalam melaksanakan tugas yang diembannya.
Di tengah pandemi, keterbatasan yang dimiliki harus jadi motivasi untuk bangkit menciptakan pendidikan yang layak dan berkualitas
“Tujuan utama pendidikan di negara ini yakni menciptakan SDM yang unggul. Kita berharap akan lahir generasi yang mampu menyeimbangkan kompetensi dengan karakter, karakter generasi muda yang terbentuk dari perpaduan moral dan spiritual,” imbuhnya.
Sementara itu, Rahmida berpendapat memaknai kemerdekaan dengan sikap pantang menyerah.
Di masa pandemi ini semua ditempa untuk menjadi pribadi yang pantang menyerah dan pantang mengeluh dengan keadaan sesulit apapun. Pendidikan karakter membangun sikap pantang menyerah tersirat dalam kondisi pandemi ini.
Perspektif guru pun tetap berusaha memahami kondisi siswa dengan bijaksana meski dalam keterbatasan untuk tetap memberikan pelayanan optimal penuh kasih sayang dan harapan untuk anak-anak yang sangat dicintainya.
“Harapannya pun orang tua di rumah juga senantiasa men-support anak-anaknya untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran daring,” bebernya.
Guru SDN Pari-Pari lainnya, Hanibah mengatakan arti merdeka di masa sekarang tentu berbeda. dengan arti merdeka di masa lalu.
Perjuangan yang dilakukan para pahlawan untuk meraih kemerdekaan bisa dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita tidak boleh menyerah akan sesuatu, apapun hasilnya yang penting berjuang dan kerja keras untuk dapat meraih apa yang diinginkan,” pintanya.
Di masa pandemi sekarang, makna kemerdekaan ini benar-benar sedang diuji. Profesi pendidik dituntut harus mampu berperan di depan sebagai motivator bagi warga sekolahnya.
“Jasa pahlawan, jasa penuh kenangan. Jasa yang tak akan mampu dibeli dengan harta, jasa yang punya tujuan, ‘Merdeka atau Mati’ darahmu tumpah di tanah pusaka,” ujarnya.
“Jiwamu mengawal tegaknya Indonesia. Engkau pahlawanku. Engkau kusuma negaraku. Saudaraku, mari kita bangkit bersama. Membangun negeri tercinta,” pungkas Hanibah.