bakabar.com, MAGELANG - Di Jalan Pemuda Barat Muntilan, Magelang, belasan kios menjual kerajinan pahat batu. Cocok untuk jadi buah tangan unik khas Magelang.
Magelang, daerah yang memiliki banyak wisata alam maupun budaya sehingga banyak turis yang tertarik untuk mengunjunginya. Tak hanya wisata, Magelang juga terkenal akan produksi kerajinan dan dan situs purbakala yang jarang ditemui di daerah lain.
Salah satunya adalah kerajinan pahat batu khas Muntilan, Magelang yang terkenal bahkan hingga ke mancanegara.
Saat memasuki Magelang, tepatnya sepanjang Jalan Pemuda Barat Muntilan, pengunjung akan melihat banyak kios di pinggir jalan yang menjual kerajinan pahat batu.
Beberapa produk pahat batu yang dijual di antaranya yakni patung, cobek, hingga replika Candi Borobudur.
Baca Juga: Warga Dusun Bateh, 30 Tahun Setia Mengolah Gula Jawa Khas Magelang
Ukuran kerajinan batu tersebut juga variatif, mulai dari belasan sentimeter hingga lebih dari lima meter.
Seorang pemahat asal Desa Taman Agung, Muntilan, Bambang mengatakan, semua kerajinan yang ia produksi bersama karyawannya asli terbuat dari batu bukan merupakan cetakan semen.
Jenis batu yang digunakan Bambang juga beragam, mulai batu kali, batu lava, batu hijau hingga batu putih.
Oleh karena itu, harga yang dipatok Bambang juga beragam, mulai dari Rp20.000 hingga puluhan juta rupiah.
"Tergantung kerumitan, jenis batu dan ukuran yang diinginkan pembeli," kata Bambang kepada bakabar.com, Senin (31/7).
Pelanggan Bambang juga beragam, ada dari dalam negeri dari berbagai kota hingga mancanegara.
"Kami juga sudah ekspor hingga Canada, Belgia, Singapura dan Malaysia," kata Bambang.
Baca Juga: Menyusuri Jejak Gereja Bersejarah Zending di Magelang
Bahan Batu Tak Asal Pilih
Lebih lanjut, ia menuturkan, beberapa bahan baku seperti batu hitam dan lava ia ambil dari lahar dingin gunung Merapi.
Sementara untuk batu hijau didatangkan dari Mojokerto. Patung yang dihasilkan pun, menurutnya memiliki kualitas yang bagus dibandingkan cetakan semen.
Ia menambahkan, pelangan luar negeri bukan hanya datang dari Eropa saja, melainkan dari Asia dan juga Australia.
“Kami juga pernah membuat patung dari batu setinggi empat meter, pesanan dari Kaliurang, Yogyakarta," ujarnya.
Bambang tak pernah mematok target untuk memproduksi patung maupun kerajinan batu lainnya. "Selalu buat tetapi tidak bisa dipastikan untuk jumlah produksinya per hari berapa," katanya.
Sementara itu, seorang pembeli asal Kalimantan, Nana (35) yang juga sedang berwisata ke Magelang mengaku tertarik lantaran penasaran, sepanjang jalan melihat aneka cobek dan hiasan unik dari batu.
"Akhirnya mampir, karena ingin lihat, banyak sekali tadi sepanjang jalan, dan ternyata memang bagus, kokoh," tuturnya.
Nana yang membeli dua buah cobek mengaku tidak merasa repot meski harus membawa bawaan berat ke Kalimantan. "Nanti dimasukkan bagasi pesawat, masih aman meskipun agak berat, unik soalnya, sayang kalau tidak beli," pungkas Nana.