Kalsel

Kenang Pangeran Antasari, Bang Dhin: Jangan Bacakut Papadaan

apahabar.com, BANJARMASIN – Sosok Pangeran Antasari di mata Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) M Syaripuddin…

Featured-Image
Foto- Bang Dhin di pusara makam Pangeran Antasari. Foto-apahabar.com/Rizal Khalqi.

bakabar.com, BANJARMASIN – Sosok Pangeran Antasari di mata Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) M Syaripuddin sangat menginspirasi. Satu pesan Pangeran Antasari yang menurutnya sangat relevan dalam situasi zaman, khususnya Kalsel yakni ‘Jangan Bacakut Papadaan’.

Menurutnya jika dimaknai lebih luas, dalam bahas Indonesia maksudnya jangan berkelahi dengan sesama warga.

“Wasiat itu sangat relevan di segala zaman, khususnya di Kalimantan Selatan,” kata Bang Dhin, begitu politisi PDP ini akrab disapa, Jumat (11/10).

Dia menambahkan, nasihat itu keluar dari mulut sang pangeran karena di zaman penjajahan, banyak tipu muslihat dan penghianatan yang terjadi pada sesama warga pribumi.

Dari kata ‘Jangan becakut papadaan’ pangeran mengharapkan tak ada perpecahan di tengah masyarakat Banjar kala itu. Jika masyarakat selalu pecah penjajah akan mudah masuk dan mengadu domba masyarakat.

Bang Dhin mengharapkan, persatuan dan kesatuan di antara masyarakat selalu terpupuk. Hingga saat, ini harapanya masyarakat terus menjaga keanekaragaman dan kebersamaan.

Matanya sempat berkaca-kaca saat membacakan surah Yasin di makan pahlawan Nasional Itu. "Di zaman yang serba susah, Pangeran Antasari berhasil menginspirasi dan memimpin Perang Banjar melawan Belanda walaupun nyawa menjadi taruhannya,” ungkap Bang Dhin.

Kedatangan Syaripuddin bersama ketua KNPI Kalsel Fazlur Rahman ke peristirahatan terakhir Pangeran Antasari itu dalam rangka memperingati wafatnya sang pangeran 11 Oktober, 157 tahun silam.

Baca Juga: Tujuh Pesan Pangeran Antasari yang Harus Diketahui

Baca Juga: Pelepasan POMNas, Paman Birin Ingin Atlet Tiru Pangeran Antasari

Baca Juga: Gowes Bareng Dandim 1007 Banjarmasin Sekaligus 'Babarasih' Makam Pangeran Antasari

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin

Komentar
Banner
Banner