Pengendalian Inflasi

Kenaikan BBM, Ramadan dan Lebaran, BPS Jember Ingatkan Tim TPID

Badan Pusat Statistik (BPS) Jember mengingatkan agar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mewaspadai sejumlah komoditas yang memicu tingginya inflasi.

Featured-Image
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Tri Erwandi/Apahabar Ulil

bakabar.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jember mengingatkan agar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mewaspadai sejumlah komoditas yang memicu tingginya inflasi di bulan Ramadan yang jatuh pada Maret 2023.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Tri Erwandi menjelaskan momen Ramadan dan Idul Fitri memang selalu memicu kenaikan sejumlah kebutuhan pokok, terutama yang berhubungan dengan makanan dan pakaian.

Pada bulan Ramadan, Tri mengimbau agar TIPD Jember, pertama menyiapkan langkah agar stok kebutuhan bahan membuat kue selalu tersedia di pasaran, seperti tepung, telur, minyak dan gula.

"Setidaknya, bila stok selalu terpenuhi maka harga tidak akan merangkak terlalu naik. Karena kebutuhan kue pasti akan meningkat, maka stok bahan bahannya setidaknya terus tercukupi," ujar Tri kepada bakabar.com, Rabu (1/3).

Catatan kedua, di momen Ramadan, harga kebutuhan pokok terutama pakaian juga ikut mengalami peningkatan. Tidak hanya pakaian, kebutuhan lebaran lain seperti sandal, sepatu harus diwaspadai, utamanya menjelang lebaran.

Baca Juga: Kunjungan Wisman Januari 2023, BPS: Jumlahnya 735,95 Ribu

"Itu pasti rawan terjadi gejolak harga, setiap tahun terjadi," ujarnya.

Apalagi, kata Tri, pada Maret ini, Pertamina telah menaikkan harga BBM non subsidi. Ditengarai hal itu bisa memicu kenaikan sejumlah komoditas dan memicu terjadinya inflasi.

"Kita lihat nanti, komoditas apa yang akan terpicu naik akibat BBM ini. Yang jelas tugas TPID semakin berat" jelasnya.

Sebagai informasi, Pertamina kembali menaikkan harga BBM nonsubsidi. Jenis Pertamax naik Rp500 per liter dari Rp12.800 menjadi Rp13.300 per liter. Kemudian harga BBM Pertamax Turbo naik Rp750 per liter, dari sebelumnya Rp14.850 menjadi Rp15.100 per liter.

Inflasi tertinggi di Jatim

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi di Jember untuk akumulasi tahun ke tahun atau Year-on-year (YoY) masih tertinggi di Jawa Timur dari, yakni 7,21 persen. Bahkan angka inflasi tersebut berada di bawah Provinsi Jawa Timur 6,47 persen dan Nasional 5,47 persen.

Baca Juga: Kendalikan Inflasi Jelang Ramadan, Bapanas Sesuaikan HPP Beras

Sementara itu, angka inflasi dari Month to Month (MtM) di Bulan Februari 2023 tertinggi di Jawa Timur ada di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,29 persen, dan Kabupaten Jember menempati posisi kedua dengan nilai inflasi 0,18 persen.

"Untuk year on year itu memang akumulasi, karena di Bulan Desember kemarin kita paling tinggi. Sekarang MtM tertinggi kedua setelah Banyuwangi," jelasnya.

Sebar bibit cabai hingga operasi pasar

Kasubag Perencanaan Dinas Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Jember Rudi Indrawan mengatakan, sejak Jember jadi juara inflasi di Jatim, pihaknya melakukan bantuan bibit untuk 150.000 KK di kecamatan kota pada Desember 2022.

Harapannya, saat di bulan ramadan bantuan bibit cabai rawit, cabai besar dan bawang merah yang ditanam di pekarangan rumah itu bisa panen. "Sekarang sudah berbunga dan harapannya sudah bisa panen saat bulan puasa nanti," kata Rudi kepada bakabar.com.

Bantuan bibit tersebut, kata Rudi, dibagikan kepada 150.000 KK di kecamatan kota, dengan masing-masing KK menerima dua bibit cabai rawit, bawang merah dan cabai besar.

Baca Juga: Cegah Inflasi Saat Ramadan, Pemkot Surabaya Perkuat Pendataan dan Pasar Induk

"Masing masing KK dapat dua bibit, cabai rawit, cabai besar dan bawang merah," ujarnya.

Rudi juga memerintahkan tim penyuluh untuk memantau pertumbuhan bibit yang dibagikan. Warga yang menerima bantuan bibit bersedia untuk merawat tanaman tersebut.

"Mereka antusias, senang dengan program ini. Jadi saya pastikan 99,9 persen mau merawat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Jember Bambang Saputro menjelaskan pada bulan Ramadan pihaknya bakal menambah titik operasi pasar murah di Kabupaten Jember.

"Akan kita tambah titik operasi pasar, selain di pasar tradisional juga di kantor desa, kelurahan dan kecamatan," ujar Bambang.

Baca Juga: Musim Panen Raya, Harga Padi di Jember Anjlok

Sejak Januari 2023, Disperindag Jember telah menggelar operasi pasar mulai Senin hingga Kamis secara bergilir di seluruh pasar di Jember.

"Untuk yang di pasar sudah sejak Januari. Terus berlangsung sepanjang tahun ini, bergilir di seluruh pasar tradisional," jelasnya.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, untuk kebutuhan beras dalam operasi pasar, pihaknya menggelontorkan beras dari bulog setiap hari sebanyak 2 ton di titik operasi pasar.

"Untuk beras kami kerjasama dengan Bulog. Tidak hanya menjual kepada pembeli di pasar, tapi juga untuk pedagang di dalam pasar," ujarnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner