Bisnis

KemenkopUKM Targetkan 30 Juta UMKM Terjun di Dunia Digital Pada 2024

Kemenkop-UKM Targetkan 30 juta UMKM Masuk Dunia Digital pada 2024

Featured-Image
Kepala Bidang Kemudahan Usaha Mikro KemenkopUKM Berry Fauzi. (Foto tangkapan layar)

bakabar.com, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) menargetkan 30 juta UMKM masuk ke platform digital pada tahun 2024. Maka itu diperlukan fokus secara khusus kepada masing-masing area baik untuk usaha mikro, kecil dan menengah.

Kepala Bidang Kemudahan Usaha Mikro Kemenkop-UKM Berry Fauzi menjelaskan untuk usaha mikro akan lebih terfokus pada optimalisasi e-Catalogue dan Onboarding media sosial. Sedangkan usaha kecil akan berfokus pada optimalisasi E-Commerce lokal dan usaha menengah kepada optimalisasi E-Commerce global dan ekspor.

“Untuk onboarding digital, kita targetnya sampai 2024 itu adalah kurang lebih 30 juta dan sekarang capaiannya sudah 17,59 juta,” ungkapnya dalam UMKM Go Online Virtual Expo 2022 di Jakarta, Senin (10/10).

Tercatat berdasarkan data tahun 2022, transformasi digital UMKM Indonesia baru sekitar 47 persen. Artinya dari total UMKM yang sebanyak 64 juta, baru sekitar 17,59 juta UMKM yang sudah melakukan digitalisasi.

Kemenkop-UKM saat ini sedang berusaha untuk membangun ekosistem digital UMKM, yang dimulai dari hulu sampai hilir. Beberapa cara dilakukan seperti pengembangan produksi berbasis digital dengan melakukan bimbingan teknis mengenai sertifikasi teknis dan pengembangan platform pada UMKM.

Selain itu, perlu dilakukan link and match antara UMKM dengan penyedia solusi teknologi digital melalui implementasi Internet of Thing (IOT) dan implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) yang terintegrasi ISO.

“Terkait dengan pembiayaan, ada akselerasi pengembangan pembiayaan berbasis digital bagi UMKM yang dilakukan lembaga keuangan perbankan dan lembaga pembiayaan lainnya,” ujarnya.

Berry menambahkan bimbingan teknis untuk membangun pemahaman dan kesiapan penerapan teknologi juga penting dilakukan. Hal itu untuk melihat permasalahan produksi yang ada dalam UMKM dan potensi kebutuhan teknologi.

Peningkatan pemahaman tentang perlunya penerapan teknologi juga diperlukan agar proses produksi menjadi lebih efisien dan terjadinya peningkatan dalam kualitas produk.

Selanjutnya ada pendampingan ekspor melalui marketplace digital, hal itu agar bisa memasarkan produk UMKM indonesia melalui E-Commerce global. Nantinya juga ada pengembangan database tunggal UMKM Indonesia untuk menjadi basis di dalam penyunan kebijakan, mulai dari pelatihan sampai literasi digital untuk E-Commerce.

“Nanti juga ada dukungan terkait dengan pemabayaran dan qris pada UMKM sebagai metode pembiayaan digital sehari-hari,” tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner