bakabar.com, JAKARTA – Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah, Hanung Harimba Rachman mengungkapkan, pihaknya tengah mengembangkan factory sharing atau rumah produksi bersama, untuk tingkatkan kualitas produk UMKM.
Program tersebut dikembangkan, karena banyak produk barang lokal yang belum memenuhi standar.
“Untuk membantu umkm menangani hal tersebut, kami membangun beberapa rumah produksi bersama untuk itu,” ujarnya dalam acara webinar Padi Soenergy di Sarinah Mall, Jakarta Pusat, Jumat (30/9).
Selain itu, KemenKoopUKM juga membuat beberapa program lain untuk mengembangkan wirausahawan di Indonesia
Seperti, pengembangan wirausahawan nasional, untuk menciptakan 1 juta UMKM, sebagai langkah mencapai target rasio wirausahawan 4 persen.
Saat ini, berdasarkan data dari KemenkopUKM rasio wirausahawan indonesia terhitung sangat kecil, yaitu sebesar 3,4. Sementara jumlah penduduk Indonesia sangat banyak, masih besar potensi yang bisa dikembangkan ke depannya.
“Kita harus mencapai target 4 persen untuk bisa bersaing dengan negara maju, yang sudah menyentuh angka 6 persen,” ungkapnya.
KemenkopUKM juga ikut membangun program inkubasi. Tujuannya adalah untuk membantu mempertemukan startup dalam negeri dengan investor.
Program ini penting untuk membantu pendanaan startup tersebut, sehingga dapat naik kelas dan memberi lapangan pekerjaan kepada masayarakat Indonesia.
“Kami sudah menyaring sebanyak 100 startup potensial untuk program inkubasi,” kata Hanung.
Program lain yang sedang berlangsung adalah pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (Plut), sebagai wadah konsultasi untuk UMKM.
Program Plut saat ini, sedang menjalani revitalisasi dari proyek lama yang kurang berkembang. Alasannya adalah proyek Plut lama sudah ada dibanyak dearah sehingga untuk menjadi pusat konsiltasi hanya perlu untuk direvitalisasi.
“Plut ini penting, untuk membantu pelaku UMKM agar bisa naik kelas,” ujarnya.
KPemerintah melalui KemenKopUKM memiliki program untuk membantu masalah kemiskinan. Program yang akan dikembangkan bukan untuk memberi sosialisasi untuk menjadi pelaku UMKM, tapi dengan pendekatan yang berbeda.
Melalui program dengan mengajak UMKM yang potensial untuk membuka lapangan pekerjaan di wilayah yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi.
“Kita akan pilih kelompok tertentu untuk dibina supaya mereka ini bisa membuka lapangan kerja,” pungkasnya.