Kalsel

Kemenko PMK Soroti Pencegahan Stunting Kalsel, BKKBN Gercep Bentuk Tim

apahabar.com, BANJARMASIN – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyoroti pentingnya pencegahan stunting…

Featured-Image
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyoroti pentingnya pencegahan stunting di Kalimantan Selatan. Foto ilustrasi: Antara

bakabar.com, BANJARMASIN – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyoroti pentingnya pencegahan stunting di Kalimantan Selatan.

Hari ini, Selasa (5/10), Kemenko PMK menggelar rapat koordinasi pentingnya pembangunan keluarga dan pembentukan SDM unggul menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalsel.

Tenaga Ahli Kemenko PMK, Dr Tin Herawati mengatakan kedatangannya di Kalsel untuk melakukan penelitian dan mencari masukan bagaimana pembangunan keluarga ke depan.

"Bagaimana supaya mendapatkan masukan pencegahan stunting untuk SDM unggul di masa yang akan datang," ujarnya.

Ia juga menyebut bahwa melihat program yang dilakukan daerah, seperti perencanaan berkeluarga dan penanganan stunting.

Dari sana bakal mengetahui kendala yang diperoleh pemerintah daerah.

Kemudian, Ia mengatakan akan mencatat dan memberikan masukan ke pemerintah untuk perbaikan generasi masa depan.

"Di daerah itu sudah ada inovasi untuk perkembangan pertumbuhan keluarga," pungkasnya.

Kalsel, menurutnya telah melibatkan generasi milenial untuk program perkembangan keluarga dan pencegahan stunting.

Hal ini tidak hanya menjadi tugas orang dewasa, tetapi generasi muda.

"Karena generasi milenial terlibat akan pernikahan remaja yang hangat dibicarakan," katanya.

Tak hanya itu, pihaknya juga menilai indeks kualitas keluarga hingga ke tingkat desa. Atas itulah, Kemenko PMK memberikan apresiasi kepada BKKBN Kalsel lantaran membentuk keluarga berbasis data.

"Itu menjadi hal yang luar biasa, jadi desa itu harus paham kalau ada kebijakan dari pusat atau atas," tuturnya.

Sementara itu, Kepala BKKBN Kalsel Ramlan menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagaimana bentuk menciptakan SDM yang unggul pada tahun 2035.

Namun di 2025, pihaknya mengusung target angka stunting di sekitar 14 persen.

"Di mana angka stunting di Kalsel merupakan 10 besar tertinggi di Indonesia," katanya.

Atas atensi Kemenko PMK, Ramlan berkata pihaknya akan membentuk tim pendamping keluarga tingkat desa se Provinsi Kalsel.

BKKBN Kalsel telah menyurati 13 pemerintah daerah, sehingga akan membentuk 3072 tim pendamping keluarga.

Satu tim pendamping, terdiri bidan, kader PKK dan petugas desa/kelurahan untuk mencegah stunting di Kalsel.

"Penting sekali menurunkan stunting di Kalsel," imbuhnya.



Komentar
Banner
Banner