Nasional

Kemendikbud Akui Progres Belajar Tatap Muka Sangat Lambat

apahabar.com, JAKARTA – Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD dan Dikdasmen Kemendikbudristek, Jumeri mengakui progres atau capaian pembelajaran…

Featured-Image
Ilustrasi pembelajaran tatap muka. Foto-Istimewa

bakabar.com, JAKARTA – Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD dan Dikdasmen Kemendikbudristek, Jumeri mengakui progres atau capaian pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di tengah pandemi secara nasional hingga saat ini masih berjalan lambat.

Kemendikbudristek mencatat jumlah sekolah yang telah menggelar PTM hingga saat ini baru mencapai 42 persen dari 98 persen sekolah di wilayah PPKM level 1-3. Dalam sepekan, kata dia, kenaikannya hanya lima persen.

“Jadi dari angka itu, 37 [persen] itu pada seminggu yang lalu, kemudian saat ini masih 42 [persen], artinya progresnya sangat lambat,” kata Jumeri dalam diskusi daring di YouTube AJI Indonesia, dikutip dari CNNIndonesia, Selasa (21/9).

Dia mengakui jumlah sekolah yang telah membuka PTM masih sangat rendah dibanding jumlah keseluruhan yang telah diizinkan.

Dari sisi jenjang, angka PTM di SMA dan SMK menjadi yang terbanyak mencapai 50 persen. Disusul, SMP 46 persen, SD 42 persen, dan PAUD baru 39 persen.

“Dibandingkan dengan kondisi yang diizinkan tadi 99 persen agar paling tidak 98 persen maka persentase ini masih sangat rendah,” kata dia.

Jumeri mengatakan rendahnya jumlah sekolah yang membuka PTM karena beberapa hal. Salah satunya karena belum diberi izin oleh pemerintah daerah, yang angkanya mencapai 64 persen. Tak sedikit pula kabupaten kota di wilayah aglomerasi yang masih mempertimbangkan daerah tetangganya.

Selain itu, kata dia, beberapa kepala daerah juga masih berpandangan konservatif, atau terlalu berhati-hati, karena tingkat vaksinasi yang rendah atau potensi penularan masih tinggi. Jumeri mengatakan pihaknya meminta bantuan komunikasi dari berbagai pihak agar daerah di luar PPKM level 4 bisa menggelar PTM.

“Juga pertimbangan-pertimbangan yang mungkin konservatif para bupati kita, sangat hati-hati untuk tidak segera membuka,” katanya.



Komentar
Banner
Banner