bakabar.com, MARTAPURA - Pembudidaya ikan di Desa Labuan Tabu, RT. 003, Martapura, Kabupaten Banjar menjerit. Pasalnya, dia kerugian ratusan juta karena cuaca tak tentu dan kualitas air yang buruk.
"Dari awal pasca banjir kita melakukan perbaikan kolam kemudian ketika kita menabur benih ikan lagi itu banyak yang mati, untuk kerugian kita mencapai ratusan juta rupiah," jelas Bukhairin (34), salah satu pembudidaya kolam ikan, Rabu (22/9) sore.
Menurutnya kematian ikan tersebut dikarenakan cuaca saat ini yang tidak stabil.
“Saat ini yang seharusnya musim kemarau, namun hujan, yang mengakibatkan ikan tidak bisa bertahan dan banyak yang mati,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Bukhairin menjelaskan kualitas air yang buruk pasca bencana banjir besar yang menimpa Kalimantan Selatan beberapa bulan lalu juga menjadi faktor utama dalam permasalahan yang dihadapi oleh pihaknya.
“Dari awal banjir hingga saat ini kita tidak mendapat keuntungan malah kerugian saja yang kita dapat," tambah Bukhairin.
Bibit ikan yang ditaburnya dari umur tiga bulan sekitar 90 persen sudah mati, bahkan ada pembudidaya ikan lain yang kehilangan mencapai 2 juta bibit ikan akibat insiden tersebut.
"Ada yang 2 juta ekor menebar bibit patin, papuyu dan bawal sama saja mati semua," jelasnya.
Tidak tanggung-tanggung pihaknya telah mengupayakan segala cara untuk mengobati bibit ikan yang diambang kebangkrutan tersebut, dari pemberian Vitamin C dan juga Inrofloxs serta obat-obatan lainnya.
"Segala macam cara sudah kita lakukan, namun sampai saat ini sudah ribuan bibit ikan yang kita tebar mati," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bukhairin mengharapkan dinas terkait bisa datang langsung untuk melihat serta memberikan jalan keluar kepada pihaknya dalam mengatasi permasalah yang tengah dialami.
"Setidaknya memberikan masukan untuk mengurangi kematian ikan yang kita budidayakan ini," harapnya.