Nasional

Kecam Macron, Ritel Modern di Banjarmasin Boikot Produk Perancis

apahabar.com, BANJARMASIN – Aksi boikot produk Perancis akhirnya merambat ke Banjarmasin. Khususnya di ritel modern. Salah…

Featured-Image
Semua produk Prancis disingkirkan dari rak penjualanan Mart 212 merespons sikap Presiden Perancis Macron yang dinilai menghina Islam. Foto: apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Aksi boikot produk Perancis akhirnya merambat ke Banjarmasin. Khususnya di ritel modern.

Salah satunya Mart 212 yang dikelola Koperasi Syariah Bauntung Batuah Banjarmasin.

Tempat perbelanjaan modern ini resmi menghapus semua produk asal Perancis dari daftar jual.

Praktis mereka menyingkirkan semua produk Prancis dari rak penjualanan. Beragam jenis sampo merek ‘L’oreal’ hingga sabun cuci muka ‘Garnier Men’.

"Produk dari Perancis yang dijual kita boikot," ujar Sekretaris Koperasi Syariah Bauntung Batuah Banjarmasin, Suparno kepada bakabar.com, Rabu (4/11) siang.

Menurutnya, dalam ajaran Islam tidak mengenal istilah untung rugi dalam tindakan boikot. Dari boikot ini, ia terpaksa merugi jutaan rupiah.

"Tapi dari segi perjuangan lebih berharga daripada kerugian itu," ucapnya.

Lantas mau dikemanakan barang-barang tersebut?

Lebih jauh, dirinya akan menunggu instruksi atasannya. Besar kemungkinan dihanguskan.

"Tapi yang akan datang tidak membeli produk itu lagi," pungkasnya.

Mart 212 merupakan salah satu anak usaha Koperasi Syariah Bauntung Batuah Banjarmasin.

Di ibu kota Kalsel, Mart 212 tersebar di Jalan Pangeran Antasari, Banjarmasin Tengah dan RSUD Ansyari Saleh, Jalan Hasan Basri, Kecamatan Banjarmasin Utara.

Jokowi Kecam Macron

Presiden Prancis Emmanuel Macron dinilai menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW.

Dilaporkan Republika, ketegangan di Prancis memuncak ketika terjadi aksi pemenggalan kepala seorang guru yang sempat menyajikan kartun Nabi Muhammad SAW.

Aksi lanjutan pun terjadi, termasuk pembunuhan sadis juga terjadi di sebuah gereja pada Kamis (29/10).

Respons pemerintah Prancis pun semakin memperkeruh keadaan. Sebuah masjid bahkan telah ditutup menyusul penangkapan beberapa kelompok Muslim yang dianggap ekstremis oleh pemerintah, dan bahkan menyarankan mengosongkan rak-rak makanan berlabel halal di supermarket. Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin menyebut Muslim Prancis sebagai musuh dari dalam.

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga bersumpah terus melawan separatisme Islam. Pernyataan-pernyataan kontroversial itu mendapatkan reaksi keras dari beberapa negara Muslim, sedangkan penduduk Muslim Prancis sendiri masih berada dalam kebingungan. Muslim Prancis tanpa kecuali mengutuk kekerasan aksi keji tersebut, tetapi mereka juga takut dicap sebagai teroris.

Belakangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut mengecam Emmanuel Macron yang bernada menghina agama Islam.

Pernyataan ini disampaikan Jokowi seusai melakukan pertemuan dengan para pemuka agama, termasuk MUI, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) pada Sabtu (31/10).

Jokowi melihat, pernyataan Macron telah melukai hati umat Muslim di seluruh dunia dan memecah-belah persatuan antarumat beragama. Padahal, menurutnya, persatuan sedang diperlukan untuk melawan pandemi Covid-19.

“Indonesia mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia, yang bisa memecah belah persatuan antar umat beragama di dunia di saat dunia memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Jokowi dalam keterangan pers, Sabtu (31/10).

Komentar
Banner
Banner