bakabar.com, BANJARMASIN - Dugaan keterlibatan Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor pada kasus suap fee proyek hasil Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK membuka tabir bobroknya sistem politik dan pemerintahan di negeri ini.
Pemerhati politik kebijakan publik dan pemerintahan, Prof Muhammad Uhaib As'ad mengungkap, apa yang terjadi bukan semata kesalahan Paman Birin, sapaan akrab Gubernur Kalsel ini.
"Ini murni karena keburukan sistem politik dan pemerintahan saat ini," katanya sembari menyebut kalau orang nomor satu di Kalsel itu hanya korban bobroknya sistem pemerintahan.
Pengajar Ilmu Sosian Politik di Uniska Banjarmasin itu melihat, keburukan sistem pemerintahan itu sudah sekian lama berkutat dari pusat hingga menular ke daerah.
Dikemukakannya lagi, kasus gratifikasi ini terlanjur menyita perhatian publik. Ia berharap masyarakat banua agar menyudahi postingan atau pembicaraan yang tidak bernilai positif. Apalagi dalam waktu dekat akan dihelat Pilkada 2024.
Sisi lain ia melihat fenomena ini terjadi lantaran tingginya biaya politik untuk memenangan Pilkada dengan terciptanya politik transaksional.
Hal itu semakin diperparah dengan kemungkinan adanya jual beli dukungan partai politik sebagai syarat bisa maju sebagai calon kepala daerah.
Walau pernah beseberangan pandangan politik dengan Paman Birin, Uhaib tak serta merta menjatuhkan kepala daerah yang kini menyandang status tersangka.
"Paman Birin ini orang baik terkenal merakyat, royal dan suka berbaur kepada siapa saja," tukasnya, Jumat (10/11).
Atas dasar itu ia berharap ada perbaikan di sistem pemerintahan di negeri ini. Ia sadari ini berat. "Namun kita harus membuka mata dan sadar ini lah akibat bobroknya sistem pemerintahan," tutupnya.