bakabar.com, BANJARBARU - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, meningkat selama Januari 2024.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, per 24 Januari saja, tercatat ada 125 kasus di Banjarbaru. Sementara pada Desember 2023 lalu, penderita DBD di kota itu hanya berjumlah 39 orang.
Wali Kota Banjarbaru, M. Aditya Mufti Ariffin, menyebut jika Kota Idaman sudah dalam keadaan Waspada Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.
Hal itu disampaikannya melalui video resmi yang diunggah oleh akun Instagram Puskesmas Banjarbaru Selatan (@pkmbanjarbaruselatan).
Dalam video berdurasi 07:25 detik, Aditya mengakui Banjarbaru merupakan daerah endemik DBD.
“Saat ini situasi penyakit DBD di Kota Banjarbaru memasuki fase waspada KLB,” ungkap Ovie sapaan akrabnya.
Baca Juga: Viral! Pernikahan Seorang Pria Bersama Dua Perempuan di HST, Begini Faktanya
Ovie juga meminta masyarakat lebih maksimal dalam menjaga lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat.
“Kegiatan membersihkan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi kolaborasi dan peran serta masyarakat lebih efektif dalam menekan lajunya penyebaran DBD saat ini,” katanya,
Dia pun menginstruksikan setiap SKPD untuk segera mengambil langkah antisipatif terkait peningkatan kasus DBD. Seperti melakukan pengendalian dengan pemberantasan vektor penular DBD yaitu nyamuk Aedes Aegypti.
Selain itu, dia juga meminta untuk lebih mengintensifkan Gerakan Serentak Banjarbaru Sapu dan Punahkan Jentik (Gertak Bapuputik).
Tak hanya di lingkungan rumah, Ovie juga meminta agar gerakan itu dijalankan di perkantoran, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya
“Gotong royong untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan 3 M seminggu sekali (hari Jumat), menguras penampungan air, menutup rapat penampungan air dan memanfaatkan mendaur ulang barang bekas,” jelasnya.
Menurut dia DBD tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga orang dewasa.
"Gerakan Gertak Bapuputik diharap dapat dilakukan seluruh lapisan masyarakat dan dikoordinir oleh Dinkes Kota Banjarbaru. Semua mempunyai peran penting. Nantinya juga kita akan menunjuk satu orang juru pemantau jentik di tiap wilayah untuk melaporkan kegiatan pengendalian DBD,” pungkasnya.
Baca Juga: Breaking News! 5 Rumah Dinas Guru SDN 2 Kemuning Banjarbaru Hangus Terbakar
Terpisah, Kepala Unit Humas Pemasaran dan PKRS RSD Idaman Banjarbaru, Alfrico Ronaldi Purba, membenarkan jika terjadi kenaikan jumlah pasien DBD yang ditangani pihak rumah sakit.
Peningkatan kasus itu terjadi sejak dua bulan terakhir. Tercatat ada sebanyak 154 pasien DBD pada Januari ini.
Sementara pada akhir tahun 2023 atau pada November, sebanyak 29 pasien DBD dan Desember 146 pasien DBD yang dirawat di RSD Idaman Banjarbaru.
“Dibandingkan dari dua bulan terakhir ada peningkatan pasien DBD yang menjalani rawat inap pada awal tahun 2024 ini,” katanya.
Rico mengatakan mayoritas pasien DBD yang ditangani di RSD Idaman Banjarbaru adalah anak-anak.
“Dari gejala demam, saat diperiksa statusnya sudah terjangkit DBD,” katanya.
Banyaknya jumlah pasien DBD ini sempat menyebabkan daya tampung ruang perawatan di RSD Idaman Banjarbaru mengalami over kapasitas.
“Sempat ada antrean, termasuk ruangan rawat inap, ruangan Intensive Care Unit (ICU) dan ruangan Unit Gawat Darurat (UGD),” ungkapnya.
Bahkan, lanjut dia, beberapa pasien DBD juga harus mendapatkan perawatan di ruang ICU lantaran statusnya kritis sehingga perlu perawatan intensif sebelum rawat inap.
Meski demikian, Rico memastikan jika semua pasien DBD yang saat ini masuk di RSD Idaman sudah mendapat perawatan oleh petugas kesehatan.
“Semua pasien sudah ditangani, saat ini juga pelayanan di Idaman sudah berangsur normal,” tuntasnya.