bakabar.com, BANJARBARU - Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan mencatat kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pneumonia terhadap balita menunjukkan tren peningkatan sejak Agustus 2025.
Sepanjang September 2025, total penemuan pneumonia atau radang paru-paru balita mencapai 1.856 kasus dengan rata-rata pelaksanaan tata laksana standar sebesar 91,80 persen.
Berangkat dari data tersebut, masyarakat diimbau untuk mewaspadai gejala ISPA)seperti batuk, pilek, demam dan sesak napas, serta segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, dr Diauddin, menuturkan pencegahan kedua penyakit tersebut bisa dilakukan dengan pola hidup bersih, imunisasi dan penggunaan masker, terutama saat kualitas udara memburuk.
Adapun peningkatan kasus dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak menentu atau ekstrem, "Kadang panas, kadang hujan. Hal ini berpengaruh terhadap daya tahan tubuh, terutama anak-anak," jelas Diauddin.
Sementara Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kalsel, Anhar Ihwan, menambahkan pendataan pendataan kasus ISPA di lapangan belum sepenuhnya lengkap.
"Sejumlah puskesmas belum melapor. Khusus di Banjar, baru data dari rumah sakit yang masuk.
Berdasarkan data Dinkes Kalsel, Banjar, Tapin, dan Banjarbaru menjadi daerah dengan jumlah pneumonia balita tertinggi masing-masing sebanyak 235, 264 dan 148 kasus.
Adapun Banjarmasin mencatat 174 kasus dengan capaian tata laksana standar terendah 67,82 persen.
Dari sisi pengobatan, rata-rata penderita pneumonia (balita dan anak) yang mendapatkan antibiotik mencapai 96,15 persen, melampaui target nasional 2024 sebesar 95 persen.
Beberapa daerah seperti Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tanah Bumbu dan Balangan bahkan mencatat penanganan mencapai 100 persen.