bakabar.com, BANJARMASIN – Sejumlah relawan akhirnya berhasil mengevakuasi belasan warga yang sempat terjebak banjir di kantor bupati Hulu Sungai Tengah (HST), Jumat (15/1).
Sebelumnya, dari belasan orang tersebut, di antaranya Hawari Lazuardi, jurnalis bakabar.com, dan seorang awak media lainnya.
“Totalnya ada 10 orang. Delapan warga, dua wartawan,” ujar Eka Pratiwi kepada bakabar.com.
Dua hari terjebak, mereka berhasil dievakuasi relawan menggunakan perahu karet pada siang tadi.
“Termasuk enam orang perempuan yang dievakuasi, mereka dalam kondisi lemah,” ujarnya.
Sampai berita ini diturunkan, wilayah perkantoran bupati HST masih terendam air.
Eka melaporkan rendaman air sempat setinggi leher orang dewasa.
“Mereka di sana tanpa logistik yang cukup, kedinginan, dan listrik juga mati,” ujarnya.
Selain ketinggian air, derasnya arus menjadi kendala lain.
“Kemarin mau ke kantor bupati. Sudah mau sampai, air setinggi leher saya. Cukup berarus,” sambung Eka.
bakabar.com mencoba menghubungi Wakil Bupati HST, Berry Nahdian Furqon. Namun, telepon selulernya juga tak aktif.
Kali terakhir, Berry bersama keluarganya juga dievakuasi dari rumah jabatan wakil bupati HST.
Dihubungi terpisah, Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol M Rifai belum mendapatkan informasi terjebaknya sejumlah warga di kantor bupati HST.
“Terima kasih infonya, kami akan langsung teruskan ke kapolres HST,” ujar Rifai, Jumat siang.
Dari laporan Antara, banjir di Kabupaten HST masih terus meluas. Belum menunjukkan tanda-tanda akan surut. Bahkan terus meninggi.
Jalan-jalan tak ubahnya lautan dengan arus yang cukup deras. Akses jalan sangat sulit untuk dilalui relawan.
“Barabai benar-benar seperti kota mati, lumpuh total,” kata Jurnalis Antara Kalsel, Fathurrahman, Kamis.
Sejak banjir terjadi, Selasa (11/1), banyak warga yang masih terjebak banjir. Mereka terpaksa tinggal di atap rumah.
“Belum mendapatkan pertolongan,” ujarnya.
Dalam laporannya, cukup banyak anggota tim SAR yang dikerahkan. Bahkan dari berbagai daerah juga berdatangan. Begitu juga tim Basarnas yang terus menjemput warga terdampak banjir dengan perahu karet.
Namun, karena banjir yang terjadi cukup luas, jumlah warga yang terdampak juga cukup banyak, sehingga warga juga harus bersabar menunggu giliran evakuasi.
Saat ini warga juga mulai membuka posko secara swadaya untuk membantu korban banjir yang berada di pengungsian.
Hampir setiap saat, kebutuhan makanan para pengungsi dipenuhi oleh posko-posko yang dibuka warga.
Dari kediaman yang terendam banjir, Bupati Hulu Sungai Tengah Ahmad Chairansyah menyatakan bahwa status tanggap darurat banjir diberlakukan dari 14 hingga 21 Januari 2021.
Secara keseluruhan, Pemerintah Provinsi Kalsel resmi menaikkan status siaga darurat menjadi tanggap darurat bencana banjir.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menginstruksikan kepala daerah melakukan langkah-langkah strategis dalam penanganan banjir.
“Segera lakukan langkah-langkah nyata untuk penanggulangan bencana yang dikoordinir oleh BPBD,” ujar Sahbirin, Kamis pagi.
Hingga kemarin, BPBD melaporkan 67.842 jiwa dari 20.541 kepala keluarga di Kalsel ikut terdampak banjir. Banjir kali ini juga mengakibatkan 19.452 rumah terendam.
Dahsyatnya Banjir Kalsel, 65 Ribu Jiwa dari 5 Kabupaten Terdampak