bakabar.com, BANJARBARU – Puluhan massa berkostum hitam-hitam menggelar Aksi Kamisan di depan Perkantoran Gubernur Kalsel, Banjarbaru, (14/10).
Mengusung tema "Throwback Terhadap Omnibus Law Penyebab Rakyat Menggalau," aksi ini sebagai bentuk refleksi satu tahunnya UU Cipta Kerja disahkan.
Sempat diguyur hujan, puluhan massa tetap antusias. Kamisan ini dimulai dengan orang dan pembacaan puisi. Selain itu, tugu depan perkantoran gubernur juga dipasangi kain merah bertuliskan "Save Meratus".
Massa menyoroti kerusakan lingkungan di Banua yang akibat maraknya pertambangan. Ditambah lagi, menurut mereka kebijakan UU Cipta Kerja tidak pro rakyat sehingga mengancam keberlangsungan lingkungan hidup.
Koordinator Aksi Zikri Nur Abadi bilang Kamisan kali ini juga menjadi bagian dari aksi mencari Gubernur Kalsel Sahbirin Noor.
"Kami kecewa atas sikap beliau yang tidak menemui kawan-kawan kami pada Haul Omnibus Law kemarin. Seharusnya sebagai pemimpin yang lahir dari rakyat, wajib menemui ketika rakyatnya berkunjung," tegasnya.
Aksi kemudian dilanjutkan dengan mimbar bebas, dan pertunjukkan teatrikal.
Teatrikal mengusung konsep sidang pengadilan ‘semu’ vonis bersalah atas tindakan pemerintah yang mengesahkan UU Cipta Kerja. Sebagai sindiran, yang jadi terdakwa, yaitu Presiden RI Joko Widodo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri LHK, Menteri ESDM, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, dan Ketua DPRD Provinsi H Supian HK.
Setelah ditunggu berjam-jam, Paman Birin tak kunjung tampak. Massa pun meminta perwakilan Pemprov Kalsel agar menerima secara simbolik Cutton Bud Raksasa yang diperuntukkan untuk Paman Birin.
"Melalui hadiah cutton bud raksasa ini kami mengingatkan agar pemimpin kita tidak tuli terhadap aspirasi rakyatnya. Agar Lebih banyak belajar mendengarkan. Bukan malah mangkir setiap didatangi," kata Rizki Nugroho Fitrianto, perwakilan massa aksi.