bakabar.com, BANJARMASIN – Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menduduki rangking kelima terendah penyebaran Covid-19. Hal itu diungkapkan Pj Gubernur Safrizal ZA dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD), Selasa (13/7) siang.
Mendengar itu, sejumlah legislator di DPRD Kalsel mengaku senang. Meski begitu, Wakil Ketua DPRD Kalsel Syarifuddin tetap mengingatkan supaya pemerintah tak lalai.
“Masyarakat jangan terlena, tetap patuhi protokol kesehatan,” ujar Bang Dhin, sapaan akrabnya kepada bakabar.com, Rabu (14/7).
Lantas, ia meminta pemerintah membeberkan data Rasio Lacak Isolasi (RLI). Jika RLI Kalsel semakin tinggi, artinya makin banyak OTG dan ODP yang terjaring melalui proses pelacakan kontak dan isolasi dibandingkan dengan jumlah kasus konfirmasi di daerah.
“Jika RLI-nya buruk, maka linear PR amat buruk. Maka tingkat infeksi Covid-19 di tengah masyarakat seperti api dalam sekam,” ujarnya.
Dia kuatir rendahnya angka Covid-19 yang dilaporkan hanya sebatas data permukaan. Makanya, perlu laporan RLI agar dapat mengetahui menyeluruh sebaran Covid-19 secara utuh.
RLI yang rendah berkorelasi dengan tingkat kematian akibat Covid-19. Dan perlu diperhatikan pula, semakin tinggi RLI akan berpengaruh terhadap Angka Kumulatif Kematian (AKK).
Sementara itu meminjam data sebaran Covid-19 secara nasional, Selasa (13/7) kemarin, sebaran orang yang dinyatakan positif Covid-19 di Kalsel masih tinggi dibanding 12 provinsi lain. Kalsel berada di posisi ke-13 dari bawah dengan angka positif 307 kasus.
Berikut sebaran 47.899 kasus baru Covid-19 di Indonesia per Selasa (13/7/2021), sebagai berikut:
DKI Jakarta: 12.182 kasus
Jawa Barat: 7.192 kasus
Jawa Timur: 6.269 kasus
Banten: 4.016 kasus
Jawa Tengah: 3.270 kasus
DI Yogyakarta: 2.731 kasus
Kalimantan Timur: 1.498 kasus
Nusa Tenggara Timur: 1.128 kasus
Sumatera Utara: 811 kasus
Sumatera Selatan: 778 kasus
Kalimantan Barat: 746 kasus
Bali: 723 kasus
Riau: 610 kasus
Kepulauan Riau: 539 kasus
Sulawesi Selatan: 533 kasus
Bangka Belitung: 516 kasus
Sumatera Barat: 488 kasus
Nusa Tenggara Barat: 372 kasus
Jambi: 352 kasus
Sulawesi Tengah: 328 kasus
Lampung: 325 kasus
Kalimantan Selatan: 307 kasus
Sulawesi Utara: 274 kasus
Papua Barat: 267 kasus
Kalimantan Tengah: 253 kasus
Maluku: 248 kasus
Papua: 209 kasus
Maluku Utara: 173 kasus
Kalimantan Utara: 169 kasus
Aceh: 162 kasus
Bengkulu: 154 kasus
Sulawesi Tenggara: 150 kasus
Sulawesi Barat: 72 kasus
Gorontalo: 54 kasus