bakabar.com, BANJARBARU – Meminjam data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel pada akhir Maret kemarin , Banua kembali mengalami inflasi sebesar 0,09 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK), 107, 24.
Kepala BPS Kalsel, Edy Mahmud mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada beberapa indeks kelompok pengeluaran.
“Ada tiga kelompok yang mengalami kenaikan harga tertinggi,” katanya, Sabtu (3/4).
Dirincikan Edy, tiga kelompok itu, yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,67 persen. Lau, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,09 persen serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, 0,04 persen.
Edy bilang, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi terbesar pada Maret lantaran dua sub-kelompoknya mengalami kenaikan. Yakni, subkelompok makanan sebesar 0,81 persen dan subkelompok tembakau sebesar 0,02 persen.
“Dengan naiknya kedua sub-kelompoknya, maka kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi sebesar 0,19 persen,” ujar dia.
Selain ada yang naik, kata Edy, bulan ini juga ada kelompok yang mengalami penurunan indeks harga. Di antaranya, kelompok perumahan, air, listrik , gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,47 persen. Lalu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,28 persen; dan kelompok kesehatan, 0,03 persen.
“Sementara kelompok pendidikan serta kelompok informasi, telekomunikasi dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks harga dibandingkan Februari 2021,” ucapnya.
Berbicara komoditas, Edy menuturkan, jenis yang paling banyak memberikan andil inflasi tertinggi di Kalsel adalah bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah, ikan peda dan ikan kembung.
“Sedangkan, komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi, antara lain, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, ikan nila, telur ayam ras dan bayam,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel Birhasani pada bakabar.com, terjadinya inflasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Dengan memperhatikan kondisi saat ini, menurutnya inflasi terjadi lantaran ekonomi Kalsel sudah mulai bergerak positif.
“Dengan demikian daya beli masyarakat secara perlahan sudah mulai membaik, karena aktivitas ekonomi dari berbagai sektor. Seperti perhotelan, pasar, kafe, tempat wisata dan lainnya mulai buka,” singkatnya.