bakabar.com, BANJARMASIN – Pengajian bersama Tuan Guru H Ahmad Zuhdiannoor di Masjid Jami, Sungai Jingah, Banjarmasin melanjutkan pembahasan masalah tauhid pada Senin (27/05/2019) malam atau malam ke-23 Ramadan.
Dalam ceramahnya, Guru Zuhdi mengingatkan kembali akan sifat Rasul, setelah sebelumnya mengajarkan sifat-sifat Allah SWT.
“Kalimat selanjutnya yaitu setelah ‘laailahaillallah’ adalah ‘Sayyiduna Muhammaddurrasulullah’ nabi Muhammad itu benar menjadi kekasih Allah, artinya itu bukan sebuah kebohongan. Lalu bukti dukungan atas benarnya beliau itu menjadi nabi, semua para rasul dan para nabi wajib bersifat Siddiq, artinya benar ucapannya yang selalu benar, mulai lahir hingga akhir hayat,” terang Guru Zuhdi.
Baca Juga: Kajian Ramadan Bersama Guru Zuhdi, Sifat Allah Terkandung dalam “Laailaahaillallaah”
Guru kembali menjelaskan, para Nabi dan Rasul, mereka-mereka itu apabila berbicara pasti jujur. Kejujuran mereka itu jujur dan benar menjadi Rasul. Bukti mereka itu benar dan jujur menjadi Rasul adalah dengan dukungan Allah melalui mukjizat yang diberikan oleh Allah.
Kalau kepada para wali, sambung Guru, bukti dan dukungan Allah itu dinamakan dengan karomah. Kalau kepada orang ahli ibadah, bukti dan dukungan Allah itu dinamakan dengan ma’unah. Karomah, mukjizat, ma’unah, atau apapun itu semua adalah bentuk qudrat atau kuasa Allah.
Kedua, wajib para Nabi dan Rasul itu bersifat tabligh, artinya menyampaikan sesuatu hukum yang disampaikan.
“Para Nabi dan Rasul wajib bersifat siddiq atau jujur. Kejujuran mereka, yaitu mereka mengaku bahwa benar menjadi Rasulullah. Dan Allah mendukung bukti kejujuran mereka tersebut dengan adanya mukjizat,” pangkas Guru.
Baca Juga: Kajian Ramadan Bersama Guru Zuhdi, Manusia Sebagai Hamba Tidak Punya Daya Upaya
Reporter: Ahya Firmansyah
Editor: Muhammad Bulkini