Tak Berkategori

Kajian Ramadan Bersama Guru Zuhdi: Dzat Allah SWT Bersifat Qiyamuhu Taala Binafsihi

apahabar.com, BANJARMASIN – Malam ke-12 Ramadan, pengajian bersama KH Ahmad Zuhdiannoor kembali menyambung pembahasan tentang ilmu…

Featured-Image
KH Ahmad Zuhdiannoor. Foto-istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Malam ke-12 Ramadan, pengajian bersama KH Ahmad Zuhdiannoor kembali menyambung pembahasan tentang ilmu tauhid.

Seperti biasa, pelaksanaan kajian dilakukan usai tarawih di Masjid Jami Sungai Jingah, Banjarmasin.

Dalam bahasan, Kamis (16/05/2019) malam, Guru Zuhdi, begitu ulama kharismatik ini disapa, mengajarkan mengenai dzat Allah yang memiliki sifat 20.

Ada pun bahasannya kali ini, beliau mengupas dzat Allah bersifat Qiyamuhu Taala Binafsihi.

“(Pertama) Wujud artinya ada, (kedua) qidam artinya terdahulu (sedia), (ketiga) baqa artinya tiada berakhir (kekal), (keempat) mukhalafatuhu ta’ala lil hawadisi artinya tidak serupa dengan yang baharu. Lemudian (kelima) qiyamuhu taala binafsihi artinya dzat Allah itu berdiri dengan sendirinya tanpa bantuan apapun,” terang Guru Zuhdi memulai tausiahnya.

Beliau mencontohkan bahwa semua sifat Allah itu berdiri dengan sendirinya, tidak bergantung pada apapun.

“Begitu pula kita sebagai makhluk ini selalu bergantung kepada Allah. Ada pun dzat Allah itu tidak bergantung dengan siapa-siapa dan tidak bergantung dengan apa-apa. Dari karena itu qiyamuhu taala binafsihi, artinya dzat Allah SWT itu berdiri sendiri, artinya tidak sama seperti sifat yang apa pada manusia yang selalu dan pasti bergantung kepada Allah SWT, ” jelasnya.

Sederhananya, hanya dzat Allah lah yang mampu berdiri sendiri. Sedangkan sifatnya Allah mampu berdiri, karena dzat Allah itu sendiri. Sebaliknya manusia selalu dan pasti perlu bergantung kepada Allah.

Baca Juga: Kajian Ramadan Bersama Guru Zuhdi; Adanya Alam Bukti Adanya Tuhan

Oleh karena itu Guru Zuhdi mengajak jemaah agar kembali kepada asal cerita. Cerita yang didalamnya selalu memandang akan kehebatan dan kemuliaan Allah, karena semua perlu Allah.

“Allah itu telah dihajati oleh apa pun yang ada di alam semesta. Dan Allah itu telah menyayangi kita sebelum kita menyadarinya. Maka sesungguhnya, keindahan apapun yang ada di alam semesta ini adalah keindahan yang ditujukan kepada Rasulullah SAW. Setiap makhluk selalu perlu dan bergantung dengan Allah, sedangkan Allah tidak perlu bergantung kepada makhluk,” urai Guru Zuhdi.

Lebih lanjut beliau menjelaskan Allah ciptakan makhluk hanya untuk menunjukkan cinta-Nya kepada Rasulullah. Dengan demikian, maka sebagai hamba yang diciptakan Allah, hendaklah mendukung akan cintanya Allah. Dengan harapan agar Allah turut menyayangi hamba.

“Tidak sempurna iman seseorang kecuali ia mampu memiliki rasa cinta yang lebih besar untuk Allah dan Rasulullah. Terkadang kitanya yang selalu tidak sadar bahwa sebenarnya kita memerlukan Allah SWT,” kata Guru Zuhdi yang juga akrab disapa Abah Haji.

Oleh karena itu, orang-orang yang sedang menerima sebuah bala, apabila ia mampu paham dan mengerti, maka saat itu pula ia akan menyadari bahwasanya Allah itu begitu penting untuk disertakan di dalam kehidupan.

Guru Zuhdi menegaskan Allah sudah menolong, memperhatikan, dan menyayangi hambanya. Maka tidak ada kalimat “Allah ini tidak adil”.

“Hadapi saja hidup. Tulis dan yakini di hati bahwa dalam hidup ini tidak ada bala. Maka amalan yang tertulis didalam kitab tauhid apabila kita telah meyakini bahwa Allah SWT bersifat qiyamuhu taala binafsihi, maka berhajatlah kita hanya kepada Allah dengan meminta tambahkan Rahmat untuk kekasih Allah, dengan lafadz Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad,” pungkasnya.

Baca Juga: Kajian Ramadan Bersama Guru Zuhdi, Allah SWT Tidak Serupa Makhluk

Reporter: Ahya Firmansyah
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin

Komentar
Banner
Banner