bakabar.com, UJOH BILANG – Tiga menara telekomunikasi di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), perbatasan RI-Malaysia segera diaktifkan tahun ini.
Karenanya, dapat dipastikan daerah “blank spot” akan terus berkurang sekaligus untuk meningkatkan pelayanan telekomunikasi bagi masyarakat.
“3 menara telekomunikasi itu adalah dua unit ada di Kecamatan Long Pahangai, dan satu unit di Kampung Long Melaham, Kecamatan Long Bagun,” ujar Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik dan Persandian (Diskominfostandi) Kabupaten Mahulu Nasution Hibau Djaang di Ujoh Bilang, Sabtu, dikutip dari Antara.
Kepastian untuk mengaktifkan dua unit menara telekomunikasi di Kecamatan Long Pahangai, tepatnya satu di Kampung Long Pakaq dan satu lagi di Muara Nyan (Long Tuyoq), berdasarkan hasil komunikasi yang pihaknya lakukan dengan pemerintah pusat, beberapa hari lalu.
Dari Kementerian Komunikasi dan Informatika yang akan mengaktifkan menara telekomunikasi adalah Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan informatika (BAKTI). Sehingga badan ini yang langsung menjalin kerja sama dengan operator seluler untuk mengaktifkan menaranya.
“Kemudian untuk satu menara telekomunikasi yang di Long Melaham merupakan tower VIP Pemkab Mahulu, yakni lokasi yang segera menjadi pusat perkantoran pemkab. Untuk menara telekomunikasi ini pun segera diaktifkan karena pemenang lelangnya sudah ada,” ucap Hibau.
Untuk sementara, menara telekomunikasi itu baru untuk generasi kedua alias untuk telepon seluler dan SMS, namun untuk kegiatan selanjutnya tentu diarahkan ke generasi berikutnya baik 3G maupun langsung ke 4G.
“Untuk layanan internet, saat ini di ibu kota kabupaten sudah ada Indihome dan 4G. Sedangkan untuk kawasan perbatasan dan kampung-kampung terpencil, sudah lama ada bantuan VSAT di semua Puskesmas dan sekolah baik SMP maupun SMA. Ada juga yang masyarakat dan kampung yang melakukan pengadaan VSAT secara mandiri,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa tahun ini dari BAKTI Kominfo akan memberikan bantuan sebanyak 35 unit VSAT (Very Small Aperture Terminal), stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan, jaringan internet dari satelit.
“Sebanyak 35 unit VSAT ini nantinya akan dipasang di SD dan fasilitas umum yang ada di kawasan perbatasan dan kampung terpencil. Kawasan itu memang masih blank spot sehingga dengan adanya VSAT ini, maka warga perbatasan juga bisa menikmati layanan internet meski masih terbatas,” ucap Hibau.
Baca Juga: Masjid Agung Penajam Bakal Disulap Mirip Masjid Nabawi
Baca Juga: Dua Tahun, 14 Kasus Perdagangan Orang Terjadi di Kaltim
Baca Juga: Kaltim Bak Indonesia Mini, Warga Papua Tak Perlu Khawatir
Baca Juga: Polisi Bongkar Prostitusi Online di Balikpapan, Delapan Perempuan Diamankan
Sumber: Antara
Editor: Fariz Fadhillah