bakabar.com, BANJARBARU – Kelompok Tani Ngudi Rahayu, Kelurahan Syamsudin Noor, Kota Banjarbaru, berhasil meraih juara 1 lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi Kalsel 2022.
Keberhasilan Kelompok Tani Ngudi Rahayu itu menjuarai ajang TTG provinisi dan berhak mewakili Kalsel ke tingkat nasional dengan inovasinya membuat alat penyiang rumput sederhana atau APRUS.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan Banjarbaru, Abu Yazid Bustami, mengatakan ada dua pos pelayanan teknologi tepat guna (posyantek) yang mewakili Banjarbaru pada lomba TTG yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalsel di BLK Banjarbaru.
Keduanya yakni posyantek berkarakter yang disampaikan oleh Ispendi dari Kelurahan Landasan Ulin Barat, dengan inovasi berupa alat kompor tanah pembasmi hama penyakit tanaman.
Kemudian posyantek hasta karya yang disampaikan oleh Ikrom dari Kelompok Tani Ngudi Rahayu dengan inovasi berupa alat penyiang rumput sederhana atau APRUS.
“Kami bersyukur sekaligus bangga atas keberhasilan dua petani yang mewakili Kota Banjarbaru atas prestasi terbaiknya pada ajang tingkat provinsi,” ujar Yazid.
Katanya, kedua wakil dari Banjarbaru itu mendapat apresiasi yang tinggi dari para dewan juri. Buktinya, kompor tanah pembasmi hama penyakit tanaman mendapatkan juara harapan 1.
Sedang APRUS mendapatkan juara 1, yang nantinya akan mewakili lomba TTG ke tingkat nasional.
Dijelaskannya, APRUS mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan penyiang rumput sejenis, adapun keunggulannya seperti dapat menyingkat waktu pekerjaan dalam penyiangan gulma secara manual.
“Dengan APRUS akan 2 sampai 3 kali lebih cepat dan ringan jika dibandingkan dengan cara manual menggunakan cangkul,” katanya.
Lalu, APRUS terbukti lebih ramah lingkungan, sebab tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan. Di mana tidak akan ada residu bahan aktif obat yang akan terakumulasi di lahan, sehingga tidak berakibat merusak habitat mikro organisme dalam tanah.
Dengan menggunakan APRUS tidak menimbulkan polusi udara maupun lingkungan. Dan gerakan manualnya dapat membantu menyehatkan tubuh seperti halnya berolah raga.
“Harganya murah, dapat dibuat oleh siapa saja, juga bahan mudah didapat karena tersedia di lingkungan sekitar,” jelasnya.
Meski manual, APRUS diyakini tidak akan menyebabkan sakit punggung, sebagaimana jika menggunakan cangkul dan arit.
Karena alat ini dipakai dengan tidak harus membungkuk, sehingga cocok untuk siapa saja, terlebih bagi yang sudah berusia di atas 50 Tahun.
Terpenting, katanya APRUS lebih aman dipakai dibandingkan dengan cangkul, sebab kemungkinan terkena kaki lebih kecil.
Keberhasilan APRUS tersebut tidak lepas dari peran DKP3 Banjarbaru, terutama melalui bimbingan yang diberikan oleh penyuluh pertanian yang ada di wilayah binaan.
Serta dukungan dari BPP, baik BPP Landasan Ulin, maupun BPP Liang Anggang, dan penyuluh KJF, baik tingkat kota, maupun tingkat kecamatan yang saling bahu membahu untuk mewujudkan perwakilan Banjarbaru menjadi yang terbaik.
Adapun lomba TTG tingkat provinsi ini digelar dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat membangun desa atau kelurahan, melalui kontribusi ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.