bakabar.com, SURABAYA - Presiden Joko Widodo bertandang ke Kantor PCNU Surabaya untuk bertemu dengan kiai sepuh. Kedatangan Jokowi disebut sebagai agenda silaturrahmi.
Ia tiba di lokasi yang terletak di Jalan Bubutan tersebut sekitar pikul 09.20 selepas memimpin apel Hari Santri di Tugu Pahlawan pada Minggu (22/10). Jokowi tiba bersama Kapolri Jendral Listyo Sigit dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Kedatangan Jokowi disambut oleh sejumlah ulama kiai sepuh NU seperti Rais Aam PBNU, Kiai Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin.
Baca Juga: Jokowi Sebut Pasangan Ganjar-Mahfud Cocok, Prabowo-Gibran?
Namun, tak dapat diketahui apa pembahasan yang terjadi antara Presiden dengan para ulama tersebut. Ketua PCNU Surabaya H. Umarsyah mengatakan bahwa pertemuan tersebut bersifat tertutup.
"Sejak awal kami nyatakan bahwa pertemuan ini dilakukan secara tertutup. Saya nggak mau bicara apapun, kecuali silaturahhim antara presiden dengan kiai sepuh," kata Umarsyah, Minggu (22/10).
Umarsyah mengatakan salah satu pembahasannya adalah terkait Hari Santri Nasional yang digelar di Surabaya dua hari belakangan ini.
"Ya beliau (Jokowi) senang karena sudah bisa memenuhi keinginan santri Indonesia karena beliau yang menandatangi Keppres No. 22 Tahun 2015," bebernya.
Baca Juga: Pimpin Apel HSN, Jokowi Ungkap Asal-usul Penentuan Hari Santri
Namun, ketika ditanya apakah terdapat pembahasan yang memuat politik terutama masalah dinamika pencalonan Pilpres 2024, Umarsyah hanya menjawab bahwa hal tersebut tidak disinggung.
"Karena silaturrahmi tentu saling memberikan pesan biasa," jelasnya.
Meski begitu, Umarsyah menggambarkan suasana pertemuan yang berlangsung sekitar 1,5 jam tersebut berjalan cukup cair.
"Kalau NU ketemu kan ger-geran bukan gegeran," ucapnya.
Baca Juga: Cak Imin Tak Gentar Lawan Gibran di Pemilu 2024
Tetapi, para ulama berharap agar menjelang masa berakhirnya kepemimpinan Presiden Jokowi dalam beberapa ke depan yakni dapat menyelesaikan rencana pembangunan yang sebelumnya telah ditetapkan.
"Bisa menyelesaikan rencana pembangunan yang sudah ditetapkan," pungkasnya.