Kalsel

Jemaah Umrah asal Indonesia Berangkat Hari Ini, Berapa Biaya Umrah di Masa Pandemi?

apahabar.com, BANJARMASIN – Menunaikan ibadah umrah di masa pandemi Covid-19, mengharuskan pelakunya menyediakan dana lebih jika…

Featured-Image
Ilustrasi. Foto-Net.

bakabar.com, BANJARMASIN – Menunaikan ibadah umrah di masa pandemi Covid-19, mengharuskan pelakunya menyediakan dana lebih jika dibandingkan dengan dana yang disiapkan sebelum pandemi. Sebab, protokol kesehatan menuntut adanya biaya tambahan. Berapa estimasi biayanya?

Manager Umrah dan Haji Travel Kaltrabu, H Muhammad Arifudin mengatakan, ada kenaikan biaya umrah untuk calon jamaah yang berangkat di masa pandemi. Kenaikan berkisar 30 hingga 45 persen, jika dibanding sebelum pandemi.

“Kalau dulu Rp20 jutaan. Sekarang Rp25 hingga 30 juta. Itu harga minimum tidak boleh rendah dari pada itu kerena takut mengurangi pelayanan,” kata Arif, Sabtu (8/1).

Biaya tersebut, ujarnya, untuk umrah untuk 12 hari diluar dari masa karantina di Makkah dan saat datang umrah.

Arif menjelaskan, jemaah yang umrah harus menjalani masa karantina dalam dan luar negeri. Sesuai dengan aturan, masa karantina di luar negeri biaya akan ditanggung oleh maskapai penerbangan baik yang mendarat di Jeddah atau Madinah. Sementara untuk karantina di dalam negeri biaya akan ditanggung oleh para jemaah masing-masing.

“Untuk karantina dalam negeri akan kita hitung dan dimasukan ke dalam paket, supaya jemaah tak perlu repot lagi,” tambahnya.

Selain biaya karantina dan test PCR, yang menyebabkan kenaikan tarif ialah jemaah kini harus booking melalui sistem informasi yang sudah disediakan oleh Pemerintah Arab. Sistem tersebut terintegrasi dari Visa, Bus, Gaet atau pemandu hingga hotel.
“Itu menjadi hal lain yang menyebabkan kenaikan biaya umrah,” ucapnya.

Berbeda dari sebelumnya, saat menjalankan ibadah umrah jamaah harus melakukan reservasi saat menjalankan aktivitas melalui aplikasi Tawakkalna. Tawakkalna merupakan aplikasi dari pemerintah Arab Saudi untuk penduduk hingga warga negara asing.

Tawakkalna menjadi aplikasi untuk siapa pun yang berada di Arab Saudi, termasuk untuk izin ke Raudhah hingga Masjid Nabawi. Namun yang dirasakan oleh AMPHURI, tanpa aplikasi Tawakkalna mereka bisa mendapatkan akses dari muassasah.

“Makannya kami mengharuskan untuk jemaah lansia dan kurang paham dengan teknologi harus didampingi, supaya mudah,” katanya.

Arif juga mengungkapkan di travelnya ada sekitar 830 jemaah umrah yang masuk dalam daftar tunggu sejak tahun 2020.

“Supaya mereka tak kaget dengan regulasi yang ditetapkan pemerintah Indonesia atau pun Arab Saudi, pihaknya akan melakukan sosialisasi pada calon jemaah umrah tetap akan berangkat dengan biaya yang baru ini,” tutupnya.

Sementara itu, Kementerian Agama telah melepas 419 jemaah untuk menunaikan ibadah umrah dari Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur pada Sabtu (1/8) hari ini. Itu menyusul diperbolehkannya jemaah asal Indonesia menunaikan umrah di masa pandemi oleh pihak pemerintah Arab Saudi.



Komentar
Banner
Banner