bakabar.com, JAKARTA - Laga perebutan juara tiga mempertemukan dua tim dengan pertahanan terkuat di Piala Dunia 2022 Qatar, Kroasia dan Maroko.
Kedua negara akan bertemu untuk yang kedua kalinya pada Piala Dunia tahun ini di Stadion International Khalifa, Sabtu (17/12) malam, sebelum imbang pada pertemuan pertama di fase grup.
Sebagai tim underdog, Maroko mengejutkan para pecinta sepak bola dengan menyingkirkan Belgia dan Spanyol di babak penyisihan dan 16 besar, serta Portugal pada perempat final.
Menjadi negara Afrika – Arab pertama yang lolos ke semifinal, Maroko tampil impresif saat melakoni laga kontra Prancis.
Namun Prancis menunjukkan kualitas sebagai tim juara bertahan, dan mengalahkan Maroko 2-0 untuk melaju ke final untuk kedua kali.
Baca Juga: Kroasia Vs Maroko Disebut Hanya Partai Hiburan, Andrej Kramaric Marah!
Kekalahan Singa Atlas di babak empat besar, tidak mengecilkan hati para pendukungnya.
Pelatih Maroko, Walid Regragui yakin anak asuhnya akan bangkit dari kekalahan, dan meraih juara ketiga untuk menambah catatan sejarah.
“Sekarang kami tersingkir tapi kami akan bangkut seperti Rocky (Balboa) yang selalu bangkit. Jadi kami akan bertahan lama,” kata Regragui di laman resmi FIFA.
“Ini rumit karena kami memulai dengan cukup kuat, kami juga ingin memberikan harapan kepada banyak orang, tapi sayang persaingannya sengit. Kami melawan tim yang cantik. Pasukan terbaik di dunia. Kami belajar banyak.”
“Itulah yang kami butuhkan untuk bangkit, kami melakukan lebih baik dari apa yang kami lakukan,” tambahnya.
Baca Juga: Jelang Final Piala Dunia 2022, Hugo Lloris Menuju Sejarah
Sementara itu, Kroasia bukanlah lawan sembarangan. Seperti yang sudah diketahui, finalis Piala Dunia 2018 ini punya segudang cerita tentang bagaimana kiprah mereka di sepak bola dunia, termasuk tahun ini di Qatar.
Brasil mampu menyingkirkan tim Samba melalui drama adu penalti di babak perempat final, meski terhenti pada babak selanjutnya akibat kekalahan dari Argentina.
Zlatko Dalic, pelatih Kroasia mengatakan bahwa kesedihan mendalam dirasakan oleh Luka Modric usai kalah. Namun, Modric memperlihatkan ketangguhannya sebagai pemimpin, dan yakin akan membawa rekannya menjadi juara ketiga.
“Kekalahan itu benar-benar memukul [Modric] dengan keras. Aku sudah lama tidak melihatnya sesedih ini, tapi itu bisa dimengerti. Dia sadar dia harus menjadi orang pertama yang bangkit kembali dan membantu kami mempersiapkan tim,” ungkap Dalic.
“Seluruh dunia berbicara tentang Luka Modric. Dia telah mencapai begitu banyak hal yang menurut saya tidak akan pernah dicapai lagi oleh siapa pun di masa depan.”
“Gelar pemain terbaik Piala Dunia, medali perak dari Rusia, semoga perunggu dari Qatar, di dua Piala Dunia berturut-turut,” lanjut pelatih berusian 56 tahun itu.
Dengan membawa misi masing-masing, Kroasia dan Maroko akan memberikan penampilan terbaik, dan pertandingan akan berjalan sengit.
Imbang pada pertemuan pertama di grup F, Laga perebutan juara tiga malam nanti bukan hanya hiburan semata, melainkan adu gengsi antar dua negara.