Hot Borneo

Jelang Bulan Puasa, Harga Bahan Pokok di Tanah Bumbu Bergerak Naik

apahabar.com, BATULICIN – Menjelang bulan puasa, harga beberapa bahan pokok di Tanah Bumbu terpantau mulai merangkak…

Featured-Image
Salah satu sudut Pasar Kodeco Pal 1 di Kecamatan Simpang Empat, Tanah Bumbu, Jumat (18/3). Foto:apahabar.com/Syahriadi

bakabar.com, BATULICIN – Menjelang bulan puasa, harga beberapa bahan pokok di Tanah Bumbu terpantau mulai merangkak naik.

Setidaknya dalam seminggu terakhir, kenaikan harga bahan pokok tersebut mulai terjadi di sejumlah pasar tradisional.

“Sebagian bahan pokok mulai naik. Ini sudah biasa setiap mendekati puasa dan lebaran,” ungkap Rahimah, seorang pedagang di Pasar Harian Kecamatan Simpang Empat, Jumat (18/3).

Situasi serupa juga terjadi di Pasar Kodeco Pal 1, “Seperti bawang putih yang naik Rp2 ribu,” jelas seorang pedagang yang biasa dipanggil Bude Sugeng.

Kenaikan tersebut dikonfirmasi pantuan harga yang dilakukan Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUMP2) Tanbu.

“Kejadian ini selalu berulang setiap menghadapi Ramadan maupun Idulfitri,” papar H Deny Haryanto, Kepala DKUMP2 Tanbu.

Harga bahan pokok yang terpantau naik adalah bawang putih dari Rp24.000 menjadi Rp27.000 per kilogram. Kemudian cabai taji dari Rp75.000 menjadi Rp90.000.

Selanjutnya gula pasir dari harga Rp14.000 menjadi Rp15.000, “Kenaikan ini disebabkan kekurangan stok, karena barang dari luar kabupaten belum masuk,” tutur Deny Haryanto.

Meski demikian, sebagian bahan kebutuhan pokok mengalami penurunan harga. Di antaranya daging ayam ras dari harga Rp31.000 menjadi Rp27.000 per kilogram.

Selanjutnya bawang merah dari harga Rp38.000 menjadi Rp30.000 per kilogram, “Untuk bahan kebutuhan pokok lain masih stabil,” papar Deny.

Sementara harga minyak goreng, baik curah maupun kemasan, masih cukup tinggi. Terlebih setelah penerbitan Surat Edaran Menteri Perdagangan Nomor 09 dan Nomor 11 Tahun 2022 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET).

HET minyak goreng curah yang semula Rp11.500 menjadi Rp14.000 per liter. Sedangkan HET minyak goreng kemasan yang semula Rp14.000, berubah menjadi lebih tinggi mengikuti harga pasar.

“Menyikapi kondisi bahan pokok, kami bersama Satgas Pangan selalu memonitoring harga dan stok. Di sisi lain, konsumen juga diimbau agar membeli barang sesuai kebutuhan,” tandas Deny.



Komentar
Banner
Banner