Nasional

Jangan Sembarang Konsumsi Tanaman Bajakah

apahabar.com, BANJARMASIN – Baru-baru ini, tanaman Bajakah menjadi perbincangan hangat setelah tiga pelajar SMAN 2 Palangkaraya…

Featured-Image
Tanaman Bajakah dipercaya dapat jadi obat kanker. Foto-DokterSehat

apahabar.com, BANJARMASIN - Baru-baru ini, tanaman Bajakah menjadi perbincangan hangat setelah tiga pelajar SMAN 2 Palangkaraya memperkenalkan hasil penelitian mereka yang dipercaya dapat menjadi obat penyembuh kanker.

IalahAysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri, dua diantaranya yang meraih kesuksesan dalam ajang World Invention Creativity (WICO) Seoul, Korea Selatan, 25-27 Juli 2019 lalu dengan membawa pulang medali emas.

Prestasi membanggakan ini tentunya mendapat apresiasi dari berbagai pihak, terutama dalam dunia kesehatan Indonesia. Bagi masyarakat yang selama ini lebih memilih obat herbal dibandingkan obat berbahan kimia pun, temuan ini ibarat angin segar untuk memusnahkan penyakit mematikan tersebut.

Namun masyarakat sebagai orang yang masih awam tentang manfaat dan bahaya tanaman herbal, tentunya tidak boleh sembarang mengkonsumsi akar Bajakah tanpa petunjuk dan dosis yang tepat. Dosen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK ULM), Isnaini mengemukakan, temuan ini masih hasil penelitian awal yang memerlukan proses panjang sampai benar-benar bisa diputuskan sebagai obat yang dapat menyembuhkan kanker.

img

Dosen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK ULM), Isnaini. Foto-bakabar.com/Musnita Sari

"Sebagai obat kanker itu masih jauh sebenarnya, masih panjang tahapan prosesnya," ucapnya kala ditemui di ruang dosen FK ULM, Kamis (15/8) siang.

Isnaini menyebutkan ada lebih dari 50 macam jenis kanker payudara yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Penelitian tanaman obat penyembuh kanker memang bukan kali ini saja, ia sendiri pun melakukan pengujian bunga Karamunting terhadap keseimbangan oksidan dan antioksidan pada kanker payudara MCF-7.

"Contohnya MCF-7 yang saya periksa itu antioksidannya rendah, tetapi ada lagi yang dia malah Mn-SOD nya tinggi. Jadi kalau misalnya dikasih antioksidan lagi, yang terjadi malah bisa menyebabkan lebih parah," ungkapnya.

Tidak semua tanaman herbal aman untuk dikonsumsi, sebab kandungan didalamnya tidak hanya satu.

"Kalau obat yang sudah jadi kan kita tahu (kandungannya). Nah, herbal malah kadang-kadang tidak terdeteksi berapa macam di dalamnya," jelasnya.

Pengujian sebatas pada satu jenis objek pun dirasa kurang. Uji awal yang dilakukan para pelajar tersebut pada seekor tikus dan seorang warga yang menderita kanker, tidak bisa dijadikan patokan untuk menggunakan tanaman Bajakah secara bebas.

"Apakah bisa dibilang aman? Tidak bisa. Harus dipastikan tikusnya benar kanker payudara atau tidak, apakah ada zat tertentu atau zat lainnya juga. Nanti ada tahapnya lagi obat itu diberikan kepada manusia yang sehat dan yang sakit," paparnya.

Kanker ujarnya, hampir sulit untuk disembuhkan secara permanen. Namun dengan penanganan tertentu, dapat dihentikan untuk tidak tambah lebih parah lagi.Antioksidan dalam tanaman herbal ibarat mata pisau yang berbahaya, apabila dosisnya tepat maka akan menyebabkan kematian sel kanker, namun apabila tidak pas malah sebaliknya bisa memperparah.

"Kalau yang saya baca (beritanya), itu kan hanya diminum setiap hari tidak ada aturan dosisnya. Itu cukup berbahaya, jadimakanya kalau saya pribadi saya tidak berani menyarankan orang untuk minum itu," pesannya.

Ia menyebutkan dalam obat tradisional ada istilah Fitofarmaka, dimana ada standar kandungan yang harus dimiliki. Dalam setiap tanaman, tidak hanya Bajakah, memiliki banyak zat yang terkandung di dalamnya.

"Ada puluhan di dalamnya, namun cukup dua saja sebenarnya tapi harus selalu konsisten sama terus setiap produksi. Sedangkan kalau misalnya orang beli di pasar tapi tidak tahu isinya, saya rasa sih perlu kehati-hatian," ujarnya.

Bajakah merupakan tanaman endemik Indonesia yang banyak tersebar di Kalimantan.

"saya menanam tanaman di sini dengan di lain, itu kandungannya berbeda. Tanamannya sama tanahnya beda itu kandungannya bisa beda," lanjutnya

Sebagai akademisi yang berkutat dalam ilmu pengetahuan dan obat-obatan, Isnaini sangat mengapresiasi penelitian yang dilakukan tiga pelajarSMAN 2 Palangkaraya. Terlebih prestasi ini membanggakan daerah hingga tingkat Internasional.

"Saya salut benar, untuk anak SMA bisa melakukan penelitian sampai sejauh ini," tuturnya.

Baca Juga: Disebut Penyembuh Kanker Payudara, Kenali 3 Jenis Tanaman Bajakah

Baca Juga: Gubernur Kalteng Patenkan Tanaman Bajakah Temuan Siswa SMA di Palangkaraya

Baca Juga: Tanaman Bajakah Mulai Diburu, Warga Muara Teweh Terima Pesanan dari Cina

Reporter: Musnita SariEditor: Syarif



Komentar
Banner
Banner