Tak Berkategori

Jangan Anggap Remeh, Bersepeda Juga Perlu Persiapan

apahabar.com, MARABAHAN – Kematian seorang pesepeda dari Kecamatan Alalak, Barito Kuala, sekaligus menjadi pengingat bahwa kesiapan…

Featured-Image
Terlepas dari manfaat kesehatan dan tren, bersepeda juga tetap membutuhkan persiapan. Foto-Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Kematian seorang pesepeda dari Kecamatan Alalak, Barito Kuala, sekaligus menjadi pengingat bahwa kesiapan tetap menjadi perhatian utama sebelum gowes.

Ahmad Firdaus (60) ditemukan meninggal dunia di pinggir Jalan Trans Kalimantan RT 9 Desa Beringin, atau sekitar 1 kilometer sebelum Jembatan Barito, Minggu (2/8) pagi.

Seorang Pesepeda Ditemukan Tewas di Jalan Trans Kalimantan Batola

Pria yang beralamat di Kompleks Kebun Jeruk Blok J1 No. 08 RT 10 Desa Berangas Timur tersebut diduga kelelahan, lantaran baru beberapa minggu mencoba olahraga sepeda.

“Sebenarnya tidak terdapat batasan usia untuk memulai menekuni olahraga sepeda, termasuk lanjut usia,” papar dr Rey Adi Wirawan, dokter tim Barito Putera.

“Bahkan olahraga ini sudah bisa dilakukan sejak usia 3 tahun, karena bersepeda dapat membantu perkembangan motorik anak,” imbuhnya.

Pun sudah banyak ulasan tentang manfaat bersepeda. Di antaranya membakar lemak, melancarkan sirkulasi darah, membantu menurunkan berat badan, mengurangi stres, dan baik untuk kesehatan kardio.

Namun demikian, tetap terdapat sejumlah persiapan yang mesti dilakukan agar gowes berlangsung aman dan nyaman.

“Persiapan bisa dimulai dari penyesuaian jenis sepeda dengan medan. Selain kondisi sepeda, juga harus dipastikan kenyamanan,” jelas Rey.

“Untuk mendapatkan kenyamanan, tinggi sadel juga mesti menyesuaikan, kemudian kondisi handgrip, tekanan ban dan gear shifting,” sambungnya.

Seperti olahraga lain, persiapan sebelum mengayuh sepeda adalah melakukan pemanasan dan memperhatikan nutrisi. Sementara terkait penyebaran Covid-19, goweser juga tetap harus memperhatikan protokol kesehatan.

“Sekitar dua jam sebelum bersepeda, diusahakan makan makanan bergizi lengkap yang mengandung karbohidrat, protein dan serat,” beber Rey.

“Kemudian selama bersepeda, tubuh harus tetap terhidrasi dengan cairan,” sambungnya

Hal lain yang tidak kalah penting adalah manajemen fisik. Terkadang lantaran terpacu harus beriringan dengan rombongan terdepan, goweser lupa bahwa setiap orang memiliki batas masing-masing.

Faktanya sinyal kelelahan dari tubuh bisa saja tidak terasa, karena seseorang terlalu bersemangat, “Untuk orang yang memiliki riwayat jantung, misalnya. Bisa bersepeda dengan santai dan tidak perlu gowes terlalu keras,” tegas Rey.

“Demikian pula untuk orang yang bermasalah dengan sendi dan rematik. Mereka masih dapat bersepeda, selama tidak merasakan nyeri. Ritme bersepeda juga santai dengan posisi yang nyaman,” tandasnya.

Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner