Kalsel

Jalan Poros Banjarbaru-Tanah Bumbu Bisa Dilewati 2020

apahabar.com, BANJARMASIN – Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor memasang target 2020 jalan poros Banjarbaru-Tanah Bumbu sudah…

Featured-Image
Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor saat membantu pembangunan di jalan poros Banjarbaru-Tanah Bumbu. Foto-Antara

bakabar.com, BANJARMASIN - Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor memasang target 2020 jalan poros Banjarbaru-Tanah Bumbu sudah bisa dilalui.

“Saya yakin pembangunan jalan poros Banjarbaru-Tanbu pada 2020 sudah bisa tembus. Walaupun saat ini masih dalam pengerasan, tapi hanya pada beberapa titik yang beraspal,” katanya seperti ditulis Antara.

Baca Juga: Bangunan Jadi Biang Kerok Genangan Air di Sentra Antasari

Pada 2019 ini, kata Gubernur, Dinas PUPR Pemprov Kalsel, menargetkan membangun empat jembatan besar dan 10 jembatan kecil, untuk mendukung penyelesaian pembangunan jalan poros tersebut.

Selanjutnya, bila sudah tembus dan selesai pengerasan, pihaknya akan kembali mengusulkan agar pembangunan bisa dilaksanakan oleh pemerintah pusat, terutama untuk proses pengaspalan.

“Kita semua dengar, bahwa Presiden Joko Widodo telah memerintahkan kepada Kementerian PUPR agar memperhatikan pembangunan di seluruh provinsi dan daerah,” katanya.

Melalui pernyataan presiden tersebut, tambah dia, Pemprov Kalsel, akan kembali mengusulkan penyelesaian pembangunan jalan poros tersebut, untuk bisa masuk dalam Proyek Strategis Nasional ( PSN ).

“Kita berharap, hal itu bisa diperhatikan pusat, jangan sampai Kalsel tertinggal,” katanya.
Warga Desa Rantau Bujur Abdul Hakim mengatakan, sangat bahagia dengan adanya pembangunan jalan poros yang mulai bisa dilalui sejak 2017.

Menurut dia, sebelumnya masyarakat kesulitan untuk menjual hasil pertanian, karena harus melalui jalan sungai dengan kelotok, karena tidak ada akses jalan darat.

Kalaupun ada jalan darat, itu adalah jalan setapak, yang justru sulit untuk dilalui dengan beban bawaan yang cukup berat.

Sejak dibukanya jalan poros pada 2017, masyarakat yang rata-rata bermata pencaharian sebagai petani, peternak dan nelayan, masyarakat lebih mudah menjual hasil produksinya.

“Sebelumnya sampai ke kota Martapura diperlukan waktu hingga Enam jam perjalanan, karena harus lewat sungai dengan menggunakan kelotok, kalau sekarang dengan lewat jalan darat, hanya perlu waktu satu jam,” katanya.

Salah seorang warga desa lainnya, Abdullah berharap, pembangunan jalan poros bisa terus dilanjutkan, hingga pada pengaspalan, sehingga masyarakat akan lebih cepat maju dan kesejahteraannya meningkat.

Baca Juga: Paman Birin Sebut Program Listrik 24 Jam Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Desa Terpencil

Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner