Jakarta Art Hub

Jagat Gallery Bertema “Garis Ombak” di Jakarta Art Hub

Jakarta Art Hub membawa nuansa segar ke dalam dunia seni kota, sebuah galeri seni yang menghadirkan beragam bentuk seni.

Featured-Image
Lukisan bertema "Garis ombak" karya Iwan Yusuf. Foto: apahabar/AP

bakabar.com, JAKARTA – Jakarta Art Hub membawa nuansa segar ke dalam dunia seni kota, sebuah galeri seni menghadirkan beragam bentuk seni.

Di tengah kesibukan ibu kota yang terus berputar terdapat satu tempat yang mengundang untuk melambat sejenak, meresapi keindahan seni, dan merasakan nuansa asik yng berkesan.

Sebuah Oase di Tengah Kerasnya Kota

Jakarta Art Hub, terletak di pusat kawasan Menteng, dan menjadi salah satu destinasi seni terbaru yang mengikat mata.

Jakarta Art Hub membawa nuansa segar ke dalam dunia seni kota. Sebuah galeri seni yang meenghadirkan beragam bentuk seni, dari yang modern hingga kotemporer, lokal hingga internasional.

Setiap sudut galeri menawarkan pengunjungnya perjalanan unik ke dalam pikiran para seniman. Karya seni yang dipacak berasal dari seniman-seniman terkenal hingga seniman muda berbakat yang tengah meniti karier.

Tak hanya sebagai ajang pameran seni, Jakarta Art Hub juga menjadi rumah bagi beberapa kantor manajemen seni. Mereka memberikan dukungan dan sumber daya bagi seniman-seniman berbakat, menjembatani hubungan antara karya seni dan publik. Inilah tempat di mana imajinasi seniman menjadi kenyataan, dan gagasan-gagasan brilian diberikan ruang untuk tumbuh.

Di jakarta Art Hub salah satunya terdapat Jagat Galeri. Jagat galeri adalah galeri seni rupa dimana karya seni Lukis dipamerkaan dengan secara serius dan professional.

Baca Juga: Mengenal Alat Musik Sape, Kesenian Suku Dayak yang Magis nan Indah

Jagat galeri menampilkan karya-karya Iwan Yusuf yang bertema “Garis Ombak” yang berkolaborasi oleh Nirwan Dewanto. Pada lukisan-lukisan karkoal di atas kanvas ini menyaksikan aneka rupa dan raga yang terlihamkan oleh pertemuan Kembali Iwan Yusuf dengan kehidupan pantai dan laut di kampung halamannya di Gorontalo.

"Lukisannya sangat unik dan beda dari yang lain karena lukisannya benar-benar dilukis dengan ombak, sesuai dengan temanya garis ombak dan punya cerita sendiri didalam lukisannya.” Kata Erlangga seorang pengunjung Jagat galeri kepada bakabar.com, Selasa (10/17).

Sang perupa mengosongkan kanvasnya dari lansekap pantai dan laut, justru untuk menyajikan gerak ombak, namun inilah ombak yang sudah meniadi metafora, katakanlah "ombak dalam jiwa". Bukan memindahkan, tetapi menerjemahkan, kehidupan yang dipenuhi ombak laut.

Iwan Yusuf bukan hanya menampilkan gerak ombak, tetapi juga melukis bersama ombak nyata. la mencelupkan kembali kanvas-kanvasnya ke laut, dan membiarkan riak dan gelombang air yang juga ditaburi bubuk karkoal meninggalkan tilas yang kuat pada bidang-bidang gambarnya. Karya-karyanya menempati tegangan antara "realisme" dan gestural painting.

Demikianlah sang perupa menemukan Kembali dan mengajak kita menghayati garis, satu garis hingga seribu garis, yang menjadi dasar bagi kemahirannya dalam menganggit rupa selama dua dasawarsa ini.

Baca Juga: Kesenian Madihin, Sejarah Hiburan Rakyat dan Warisan Budaya Banjar

Kita melibatkan diri dengan garis-garis yang bisa menumpuk dan memencar, mengembang dan menguncup, menegas dan menipis, meninggi dan menyilang, meliuk dan melurus, membidang dan melencir itu. Tersarikan dari keluasan dan kalibut, garis-garis itu punya kehidupan tersendiri. Garis-garis ombak.

Nirwan Dewanto selaku kurator yang berkolaborasi dengan Iwan Yusuf mengatakan, Melalui gambar-gambar ini mengenal kehidupan dari orang yang punya wajah itu, misal wajah itu bisa memancarkan denyut, bau atau suasana kebahagiaan tapi ternyata Iwan seniman yang menyangkal pencapaiannya sendiri. Iwan kembali kepada garis terutama dari garis itu adalah garis-garis karkoal.

Lukisan lukisan ini berhimbun dibawah judul “Garis ombak” artinya ombak itu sendiri bukan menjadi benda ombak, tetapi menjadi metafor, metafor itu semacam simbolisme tentang ombak. Kehidupan ombak itu tidak bergambar langsung dari objek ombak tetapi melalui semangat, melalui debur ombak kemudian dari kekayan garis garis itu ada figure.

Figur ini sendiri adalah figur-figur  yang sedang bekerja atau bergerak, jadi unsur gerak dalam lukisan ini sangat kental tapi Gerakan itu sendiri terekam melalui bayang - bayang anatomi yang bersaing dengan wajah.

Persaingan antara anatomi dengan wajah itu cukup menarik  dua duanya terlihat tidak selesai  tapi terkadang di beberapa bagian wajah dan anatomi itu kuat, selesai atau tidak kembali lagi dari garis garis itu sendiri yang bicara.

Garis garis itu menjalur bisa, mengalur, meledak, menipis, berbayang, bertumpuk bisa menyilang dan semua menyatakan kehidupan yang berasosiasi dengan ombak.

Iwan sendiri seperti pelukis jiwa nampak yang perlu penghayatan yang kuat kepada objek, kepada manusia dan kepada lokasi artinya dia harus melihat kehidupan lokasi dalam hal ini kehidupan yang ada di kampungnya di Gorontalo.

Proses melukis ini sendiri melalui beberapa tahap membawa penghayatan, Iwan ke laut, direkam distudo, hasil penghayatan itu diedit dan garis itu sendiri dipulangkan ke laut dan kemudia gerak itu selalu berselaras dengan susana ombak atau laut.

Editor


Komentar
Banner
Banner