bakabar.com, JAKARTA – Tinggal menghitung hari lagi umat Islam akan melaksanakan puasa di bulan Ramadan 1443 H.
Iklan sirup Marjan pun menjadi pertanda masuknya bulan Ramadan.
Minuman yang satu ini seolah sudah menjadi sajian khas saat bulan puasa beriringan dengan kolak dan kurma.
Ada yang ditambahkan air dan es untuk diminum sebagai sirup biasa atau bisa juga digunakan sebagai dasar alias kuah dari sup buah.
Rasanya pun sangat beragam yang bisa disesuaikan dengan selera masing-masing.
Iklan Marjan sukses diidentikkan dengan dekatnya Ramadan, tapi ternyata produk yang satu ini sudah eksis sejak puluhan tahun yang lalu.
Simak fakta unik Sirup Marjan:
Asli Indonesia
Produk ini merupakan produk asli Indonesia, penemunya M. Kurnia yang juga merupakan pendiri Hero Supermarket.
M. Kurnia, yang mendirikan PT Suba Indah pada tahun 1975 karena niat mulia untuk mengurangi adanya impor makanan dan minuman serta ingin membuka lapangan pekerjaan yang bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Untuk membuat sirup ini, akhirnya PT Suba Indah memutuskan untuk bekerja sama dengan sebuah perusahaan asal Denmark yang bernama Co-Ro Food Company setelah gagal bekerja sama dengan perusahaan Nutricia.
Tiga tahun kemudian mereka kompak untuk membuat minuman sari buah yang kemudian diberi nama Sanquick sebagai produk pertama.
Bermula dari Sanquick hingga tercipta Marjan
Dari sirup Sanquick akhirnya mereka membuat beberapa produk makanan dan minuman baru termasuk sirup Marjan dan sosis Farm House.
PT Suba Indah terus berkembang hingga mereka mampu mulai mencatatkan sahamnya ke Bursa Efek Indonesia pada tahun 1991, sayangnya perusahaan ini juga harus keluar dari list pada tahun 2008.
Pindah kepemilikan di tahun 2002
Pada perjalanannya, kepemilikan saham berubah. Perusahaan kemudian dipegang oleh keluarga Tjokrosaputro dengan Benny Tjokrosaputro sebagai komisaris dan Teddy Tjokrosaputro sebagai direksi.
Pada masa tersebut, perusahaan berancang untuk masuk ke produksi dan pengolahan jagung bahkan disebut sebagai yang terbesar se-Asia Tenggara. Perusahaan ini pun pada tahun 2002 melepas unit bisnis produsen makanan dan minuman di atas ke Lasallefood Indonesia.
Tetap eksis sampai sekarang
Tak hanya menyediakan rasa melon dan coco pandan seperti kebanyakan yang ditawarkan pesaing, Marjan cukup berani bereksperimen dengan rasa-rasa yang nyeleneh seperti kopi, moka, sampai pisang susu yang membuat konsumen bisa memilih rasa menyesuaikan dengan preferensi masing-masing.
Tak hanya dari segi produk saja, merek ini juga menerapkan teknik seasonal marketing yaitu strategi memasarkan produk di musim-musim tertentu, dalam kasus Marjan yaitu di bulan Ramadan atau mendekati lebaran.
Teknik ini sukses bikin orang percaya bahwa bulan Ramadan lebih terasa seperti bulan Ramadan ketika sudah mendengar iklan Marjan, hal ini juga yang membuat sirup Marjan masih eksis hingga sekarang.
Mereka sengaja memilih waktu-waktu seperti ini untuk menyesuaikan produk dengan target pasar di mana banyak keluarga atau bahkan penjual yang akan membutuhkan sirup untuk membuat minuman berbuka yang manis.
Berkat teknik ini, biasanya produk mereka juga akan mejeng di supermarket dengan penataan menyolok karena menjadi produk paling dicari.