Sejarah Toga

Jadi Kostum Kelulusan, Toga Menempuh Sejarah Tak Biasa

Banyak yang berasumsi jika baju yang menyerupai jubah ini datang dari kebudayaan Romawi. Akan tetapi, sejatinya toga justru berasal dari pribumi Italia

Featured-Image
Sejarah penggunaan toga sebagai kostum kelulusan. Foto: Dok. Kumparan.

bakabar.com, JAKARTA – Rasa bangga mencuat manakala seseorang mengenakan toga atau pakaian kelulusan usai menempuh pendidikan di universitas. Sebab, kostum khusus ini menandai pemakainya telah resmi menyandang gelar akademik yang baru. Lantas, dari manakah toga berasal?

Barangkali banyak yang berasumsi jika baju yang menyerupai jubah ini datang dari kebudayaan Romawi. Akan tetapi, sejatinya toga justru berasal dari pribumi Italia, yakni Etruskan yang telah eksis sejak 1200 SM.

Toga sendiri memiliki sebutan asli ‘tego’ yang dalam istilah Latin artinya 'penutup'. Semula bentuknya pun hanya bentangan kain wol sepanjang 6 meter yang dililitkan ke tubuh sesudah memakai cawat atau celemek. Hingga akhirnya penggunaan toga berkembang menjadi busana orang-orang di Romawi.

Seiring berjalannya waktu, pemakaian toga untuk busana sehari-hari perlahan mulai ditinggalkan kemudian bentuknya pun dimodifikasi menjadi sejenis jubah, yang sekaligus mendongkrak derajat kostum ini dari pakaian sehari-hari menjadi pakaian resmi seremonial, khusunya wisuda.

Penambahan Elemen Mortarboard

Banyak sejarawan meyakini jika mortarboard merupakan pengembangan dari biretta, yakni topi yang dikenakan oleh pendeta Katolik Roma.

Biretta sendiri terinspirasi dari bahasa Italia yang disebut berretto. Di zaman Romawi sekitar abad 12 hingga 14, berretto adalah perlambang kalangan pelajar akademik, seniman, dan humanis.

Walau demikian, hak paten mortarboard justru menjadi milik penemu dari Amerika Serikat, Edward O’ Reilly dan imam Katolik, Joseph Durham di tahun 1950. Dan semenjak dipatenkan, penggunaan mortarboard pun berangsur menjadi umum.

Makna Filosofis Toga

Toga memempunyai arti filosofis yang kental, salah satunya yakni arti warna hitam pada toga yang jadi simbolisasi kegelapan telah berhasil dikalahkan sarjana sepanjang mereka menempuh pendidikan di bangku kuliah.

Tak hanya itu, simbol warna kelam juga diasumsikan sebagai tujuan sarjana yang diharapkan mampu menyibak kegelapan dengan ilmu pengetahuan didapat olehnya.

Di lain sisi, warna hitam juga secara sesifik melambangkan keagungan. Oleh sebab itu, tak hanya sarjana, penggunaan corak ini juga menjadi pilihan kostum bagi hakim dan separuh pemuka agama yang turut memakai warna hitam pada jubahnya.

Di Balik Perpindahan Tali ‘Tassel’

Banyak yang penasaran mengapa pada kebanyakan upacara kelulusan, tassel sering dipindahkan dari sisi kiri ke sisi kanan? 

Ada pendapat menyebutkan, pemindahan ini mengartikan bahwa seorang mahasiswa saat masih belajar di universitas selalu menggunakan otak kiri. Maka, setelah lulus pemindahan tassel ke sisi kanan dengan harapan saat terjun ke masyarakat, siswa tersebut juga menggunakan otak kanan.

Sementara pendapat lain – umum dipercaya masyarakat barat – menyebutkan ini hanya prosesi biasa. Di mana tassel yang awalnya menggantung di sisi kanan mengartikan siswa masih berstatus candidate (calon kelulusan), dan ketika dipindahkan ke sisi kiri artinya sudah graduate (lulus).

Ada juga pendapat yang mengatakan pemindahan tassel sebagai simbol bahwa mahasiswa yang lulus telah siap menyongsong hidup baru. 

Editor
Komentar
Banner
Banner