bakabar.com, BANJARMASIN - Hampir satu bulan Rajab dalam penanggalan Hijriyah, warga Kalimantan Selatan mengadakan peringatan Isra dan Mi'rajnya Nabi besar Muhammad SAW.
Pascawafatnya Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul), peringatan Isra Mi'raj ditambah dengan peringatan haul ulama karismatik tersebut.
Hal yang demikian memunculkan pertanyaan, bolehkah peringatan tersebut disandingkan?
Wakil Ketua I MUI Kota Banjarmasin, Habib Ali Khadir bin Hasan Al Kaff mengatakan, peringatan Isra dan Mi'raj yang dibarengi dengan peringatan haul tidak ada salahnya. Bahkan hal itu bagus untuk dilakukan.
"Peringatan haul intinya mendoakan orang yang dihauli. Mendoakan itu dianjurkan. Baik itu menghauli orangtua atau guru (ulama). Dan kita mengharapkan keberkahan ulama yang dihauli," jelas Habib Ali.
Karena intinya mendoakan, sambung Habib Ali, maka peringatannya boleh dilakukan kapan saja.
"Mau tiap hari, mau tiap malam. Mau satu bulan lamanya, tidak masalah. Sepanjang itu boleh, maka tidak masalah," terang Ketua PCNU Banjarmasin ini.
Habib Ali menceritakan, dirinya sering menghadiri peringatan Isra dan Mi'raj sekaligus peringatan haul Abah Guru Sekumpul.
"Ya, karena kebetulan Abah Guru Sekumpul wafat pada bulan Rajab, maka murid-murid beliau memperingatinya di bulan Rajab," kata Habib.
Namun demikian, tidak ada yang bermaksud untuk menyandingkan kedudukan Rasulullah SAW dengan Abah Guru Sekumpul.
"Rasulullah SAW tentu tidak bisa dibandingkan dengan apa pun. Saya kira semua orang yang mengadakan peringatan Isra Mi'raj sekaligus Haul Abah Guru Sekumpul tidak ada yang bermaksud membandingkan sosok Rasulullah SAW dengan Abah Guru Sekumpul," terang Habib.
Kenapa Abah Guru Sekumpul lebih meriah diperingati ketimbang dengan ulama besar lainnya? Habib Ali berpandangan, hal itu perkara tradisi.
"Tradisi kita kan beda dengan tradisi orang di luar sana. Lagian, ini adalah bagian dari ajaran Abah Guru Sekumpul (bakti terhadap Guru)," ungkap Habib.
Salah satu bukti baktinya murid dengan gurunya adalah dengan mendoakan Gurunya.(*)