bakabar.com, JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) mengaku masih 'wait and see' untuk melakukan investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Hal itu seiring dengan masih terbatasnya pembangunan infrasuktur dan minimnya kunjungan orang di ibu kota negara baru itu.
Wakil Ketua Umum Bidang Hotel PHRI Iswandi Said menegaskan hal itu. Menurutnya, pembangunan hotel baru akan menjadi kebutuhan berikutnya, setelah infrastruktur seperti, jalan, kantor dan perumahan tersedia.
"Nah untuk hotel, nanti akan ada pada saat pembangunan infrastruktur lainnya seperti kantor, kawasan perumahan. Pada saat itu orang baru membikin hotel," ujar Iswandi kepada bakabar.com, Jumat (23/6).
Sejauh ini, kata Iswandi, mereka yang beraktivitas di IKN lebih memilih untuk tinggal di Samarinda. Alasannya, di kota itu, semua kebutuhan bisa tercukupi dan aksesnya cukup mudah untuk ke IKN dan bandara.
Baca Juga: Gerbang IKN Nusantara, Kalsel Geber 8 Megaproyek Idaman!
"Jadi kemarin itu kita lihat orang-orang yang bekerja di IKN dia stay-nya malah di Balikpapan, Samarinda, karena memang disana tidak ada hotel juga," papar Iswandy.
Ia kembali mengingatkan bahwa hotel akan diperlukan hanya ketika aktivitas pemerintahan dan perkantoran mulai ramai. Hal lainnya, bertambahnya kunjungan orang ke IKN untuk beragam keperluan. Tanpa itu, kehadiran hotel menjadi sia-sia.
"Itu aja sih pertimbangan kenapa belum dibangun. Karena hotel ini kan perlu memikirkan yang namanya investasi itu harus berapa tahun," paparnya.
Kata Iswandi, hal itu ada hubungannya dengan tingkat hunian dan perputaran orang-orang yang check-in dan check-out. " Kalau sekarang ini kan belum kelihatan, karena masih dalam tahap pembangunan," tegasnya.