bakabar.com, MARABAHAN – Akibat instrusi air laut, warga beberapa kecapamatan sudah tidak dapat mengkonsumsi air PDAM Barito Kuala.
Seiring musim kemarau yang cukup panjang, intrusi air laut ke Sungai Barito semakin meluas dalam beberapa pekan terakhir.
Setelah hanya melingkupi kawasan Tabunganen, air payau sudah memasuki Tamban, Anjir Muara dan sebagian Alalak.
Situasi itu pun berimbas kepada kualitas air PDAM Batola yang masih menggunakan air Sungai Barito sebagai bahan baku. Dalam waktu tertentu, air yang harus dinikmati warga berasa sedikit asin.
“Sekarang lebih parah dari beberapa tahun sebelumnya, karena kemarau juga cukup panjang,” papar Arifin, salah seorang warga Alalak.
“Kami terpaksa tak mengkonsumsi air PDAM yang sedikit asin. Untuk minum sehari-hari, kami membeli air jerigen dari Banjarmasin. Mencuci juga seadanya, karena sabun tidak berbusa,” imbuhnya.
PDAM Batola pun tidak bisa berbuat banyak, mengingat air asin sulit ditanggulangi. Sementara teknologi desalinasi yang diyakini mampu membuat air asin menjadi tawar, juga tidak murah.
“Memang selama musim kemarau, masalah utama kami adalah kualitas air dari tawar menjadi asin. Sementara debit tak masalah, karena kami menggunakan air permukaan sebagai bahan baku,” Kabag Administrasi dan Keuangan PDAM Batola, Nazhirni, Sabtu (21/9).
“Semuanya disebabkan instrusi air laut ke Sungai Barito. Seandainya kemarau masih berlangsung sebulan lagi, instrusi bisa mencapai Belawang dan Wanaraya,” imbuhnya.
Pun keputusan PDAM mengoperasikan peralatan selama intrusi bukan berarti tanpa risiko. Salah satunya korosi yang menghantam pompa dan pipa besi.
“Andai instrusi sudah parah, kemungkinan operasional ditutup. Sekarang masih dapat dikendalikan, karena air tak terlalu asin dalam jam-jam tertentu,” tegas Nazhirni.
“Sebelum intrusi semakin parah, kami tetap berusaha mengoperasikan peralatan, sekalipun air yang naik hanya digunakan untuk mencuci kaki,” tambahnya.
Ditargetkan mulai pertengahan 2020, pelanggan PDAM Batola di Anjir Muara dan Anjir Pasar tak lagi mengalami masalah intrusi air laut. Hal tersebut disebabkan perubahan pengambilan bahan baku dari Sungai Tabuk di Kabupaten Banjar.
“Pengerjaan pipa air baku dari Sungai Tabuk menuju Anjir Muara dan Anjir Pasar sedang dikerjakan. Kalau tanpa kendala, proses ini selesai di akhir 2019,” jelas Nazhirni.
“Dilanjutkan instalasi dan sebagainya, air PDAM di Anjir Muara dan Anjir Pasar tidak asin lagi mulai 2020. Namun Tamban, Tabunganen dan Mekarsari, kemungkinan diatas 2024,” tandasnya.
Baca Juga: Susur Sungai Barito Sambil Karaokean? Tunggu Oktober Nanti
Baca Juga: Curahan Hati Sang Kakak, Adiknya Tewas di Sungai Barito
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif