bakabar.com, JAKARTA - Pemerintah Kota Magelang bersiap meningkatkan penggunaan digitalisasi keuangan melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk transaksi di berbagai sektor. Penggunaan QRIS diperlukan untuk meningkatkan keamanan sekaligus mengurangi risiko kejahatan dalam perdagangan.
"Rencananya akhir 2023 selesai, ini sudah kami mulai untuk transaksi jual beli dan pembayaran," kata Wali kota Magelang Muchamad Nur Aziz saat ditemui bakabar.com usai High Level Meeting TP2DD, Senin (8/5).
Azis menuturkan, penggunaan QRIS sudah dipelopori para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk pembayaran transaksi yang dilakukan di Kantor Wali kota Magelang.
"Beberapa pembayaran, makanan di kantin, fotocopy, angsuran, sudah kami ubah menggunakan QRIS, dimulai dari yang kecil dulu," imbuhnya.
Baca Juga: Pembayaran QRIS, Pengamat: Pastikan Sesuai Penerima yang Benar
Lebih lanjut, Aziz menjelaskan, sasaran penggunaan QRIS selanjutnya adalah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Kalau pedagang transaksinya hampir setiap hari ya, jadi sudah kami sosialisasikan untuk menyediakan QRIS, agar pembeli juga lebih mudah dan praktis saat berbelanja. Tidak perlu repot nyusuki (memberi uang kembalian)," paparnya.
Meskipun demikian, Aziz menyadari, usaha menggiatkan digitalisasi transaksi ini pasti tidak mudah dan perlu terus disosialisasikan.
"Adaptasi dan waktu itu pasti perlu, karena tidak semua langsung menerima perubahan dan 'melek teknologi', jadi perlahan, akan terus kami gencarkan," tuturnya.
Baca Juga: DMI Minta Pengurus Mesjid Berinovasi dan Kreatif Cegah Pemalsuan QRIS
Menurut dia, hal itu perlu dilakukan untuk mempermudah transaksi, meningkatkan keamanan sekaligus mengurangi resiko kejahatan dalam perdagangan.
"Dengan menggunakan QRIS, pedagang dan pembeli sama-sama bisa mengontrol, proyeksinya bisa lebih aman, dan praktis, keuangan dalam satu genggaman," jelasnya.
Hal senada disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Junanto Herdiawan. Menurutnya penggunaan QRIS perlu diperluas ke banyak sektor.
"Kami mengapresiasi adanya pemerataan digitalisasi yang ada di Kota Magelang ini, sudah ada beberapa sektor yang saya lihat memang sudah menggunakan QRIS," tuturnya.
Baca Juga: Pusat Pertumbuhan Ekonomi, Indonesia Ajak ASEAN Bahas Ketahanan Kawasan
Ia berharap, pemerintah dan masyarakat bisa terus bersinergi untuk melakukan sosialisasi terhadap UMKM serta koperasi yang belum menggunakan QRIS.
"Sinergi dan kerjasama keduanya sangat diperlukan agar tujuan lebih cepat tercapai," pungkasnya.