Nasional

Ini Ancaman Hukuman Terhadap Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber

apahabar.com, JAKARTA – Pelaku penusukan terhadap pendakwah Syekh Ali Jaber, berinisial AA, terancam dikenakan pasal berlapis….

Featured-Image
Pendakwah Syekh Ali Jaber mengalami penusukan saat berdakwah di Lampung. Foto-Net

Seperti diketahui, Syekh Ali Jaber ditikam AA saat sedang mengisi acara wisuda hafidz quran di Masjid Falahudin, Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung pada Minggu (13/9) sore.

Polisi sendiri telah menahan tersangka AA sejak hari ini sampai dengan 20 hari ke depan.

Penyidik Polresta Bandar Lampung sudah memeriksa delapan saksi dalam kasus tersebut.

Syek Ali Jaber diketahui mengalami luka tusuk sedalam 4 centimeter dan sudah dilakukan dilakukan tindakan pengobatan dengan memberikan enam jahitan.

Polresta Bandar Lampung telah melakukan oleh Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada Minggu (13/9) malam.

Lantas, terkait ancaman hukuman yang dikenakan terhadap AA, polisi telah menyiapkan ancaman berat.

“Yang bersangkutan dipersangkakan terkait penganiayaan berat dan membawa senjata tajam tanpa hak sesuai Pasal 351 Ayat 2 dengan ancaman pidana penjara lima tahun dan Pasal 2 Ayat 1 UU Darurat Nomor 12 Tahun Tahun 1951 dengan ancaman penjara 10 tahun,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Awi Setiyono di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (14/09/2020).

Awi menegaskan bahwa Polri sangat serius dalam menangani kasus ini.
“Bahwasanya Polri sangat serius dalam menangani kasus ini. Saat ini kasus ditangani oleh Polresta Bandar Lampung,” katanya.

Jangan Terprovokasi

Sementara itu, Syekh Ali Jaber meminta kepada umat Islam agar tidak terprovokasi atas peristiwa penusukan dirinya pada Minggu (13/9) sore kemarin di Masjid Falahudin, Bandarlampung.

“Saya ingin sampaikan kepada umat dan masyarakat jangan sampai terprovokasi dengan kejadian ini dan tetap menjaga ketenangan dan kebersamaan serta kesatuan karena ini adalah ujian,” pesan Syekh Ali Jaber saat melakukan konferensi pers di Bandarlampung, Senin (14/9).

Syekh Ali Jaber meminta agar seluruh elemen masyarakat tetap bersabar dan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum apapun ataupun berburuk sangka (suudzhon) kepada siapapun dan tetap berbaik sangka (khusnudzon).

“Memang beredar isu-isu kok kalau ulama yang diserang, pelakunya dibilang orang gila tapi kalau pelakunya dibilang teroris. Sabar.. sabar..kiami harus berbaik sangka karena banyak orang mau memadamkan cahaya Alquran tapi yakini tidak ada yang mampu padamkan cahaya itu,” kata Syekh Ali Jaber.

“Bahkan dengan kejadian ini membuat saya lebih semangat lagi dalam melanjutkan dakwah, maka kemarin saya minta acara di Lampung jangan ditunda dan digeserkan sedikitpun,” imbuh Syekh Ali Jaber.

Ia mengatakan, usai peristiwa penikaman tersebut pihaknya tetap melanjutkan dakwah di masjid lainnya di Bandarlampung.

“Dan alhamdulillah hari ini saya bisa berkumpul di tempat ini.” kata dia.

Siang tadi Syekh Ali Jaber pulang ke Jakarta dan mendapat perhatian dari aparat keamanan bahkan Kapolda Lampung.

“Kapolda sudah menemui saya dan Wakapolri pun telah menelpon saya dan mengatakan akan usut tuntas kejadian ini untuk mengetahui siapa yang ada di belakang pelaku,” pungkas Syekh Ali Jaber.

Pelaku Orang Terlatih

Syekh Ali Jaber menyebut bahwa pelaku yang berusaha menusuknya saat mengisi acara di Masjid Falahudin, Sukawaja, Tanjung Karang Barat, Bandarlampung, Minggu (13/9) sore, merupakan orang yang terlatih.

“Saya masih tidak terima pelaku ini bila dianggap gila,” kata Syekh Ali Jaber saat memberikan keterangan kepada media, di Bandarlampung, Senin (14/9).

Menurut Syekh, saat berhadapan langsung dengan pelaku yang bersangkutan mencoba menusuknya dibagikan vital namun karena ada sedikit gerakan darinya pisau tersebut menuju ke lengan atas kanannya atau bahu.

“Reaksi pelaku saat berhadapan dengan saya dia coba tusuk kemudian karena gagal menusuk di bagian yang dinginkan pisau yang menancap di tangan ini coba ditariknya dengan kekuatan dan keberanian namun patah saat ada gerakan memutar dari saya. Melihat itu mohon maaf ini bukan seperti orang gila dia sangat berani bahkan terlatih,” jelasnya.

Ia mengatakan karena yang bersangkutan ini terlatih pasti ada dalang atau orang di belakangnya yang menyuruh Wallahuallam Bisawab (hanya Allah Yang Maha Tahu).

“Saya harap hukum dapat berjalan dan serta aparat keamanan dapat berlaku amanah, dan jujur karena kepercayaan kami kepada mereka sangat besar,” kata dia.

Ia mengatakan bahwa semua ini dilakukan bukan demi kepentingan pribadinya, tapi untuk para ulama agar ke depan mereka tidak menjadi sasaran orang yang ingin menghabiskan Agama Islam dengan mengincar para kiyai.(Ant)

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin

Komentar
Banner
Banner