Banjarmasin Hits

Ingin Cantik Apa Mesti Menganut Ilmu Hitam?

Warga Kalimantan pastinya sudah sering mendengar tentang makhluk jadi-jadian bernama Kuyang, yang melegenda hingga kini.

Featured-Image
Kuyang Makhluk Jadi-Jadian Penghisap Darah. Foto - Net

bakabar.com, BANJARMASIN - Warga Kalimantan pastinya sudah sering mendengar tentang makhluk jadi-jadian bernama Kuyang yang melegenda hingga kini.

Berdasarkan cerita-cerita masyarakat Banjar, Kuyang itu sendiri merupakan siluman berwujud kepala manusia dengan isi tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan yang dapat terbang untuk mencari darah bayi atau darah wanita setelah melahirkan. Sosok Kuyang ini juga sering diceritakan sebagai manusia (wanita) yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mencapai kehidupan abadi, disayang pasangan dan awet muda.

Pada siang hari, seorang kuyang akan menempuh hidup sehari-hari sebagaimana orang biasa, namun pada malam hari sosok kuyang ini akan terbang berkeliaran mencari darah bayi atau darah persalinan untuk dihisap sebagai sarana menambah kekuatan ilmunya. Orang yang melihat kuyang terbang biasanya hanya akan melihatnya seperti burung besar yang terbang.

Dalam adat atau kebiasaan orang Banjar, mereka menyakini bahwa kuyang takut dengan bawang merah, terlebih dengan bawang merah tunggal. Selain itu, masyarakat Banjar juga punya keyakinan kalau makhluk jadi-jadian ini juga takut dengan cermin, sisir, pisau dan rumput jariangau (tanaman). Untuk menghindari gangguan kuyang, orang Banjar sering meletakkan benda-benda tersebut di dekat seorang ibu yang baru melahirkan atau bayi yang baru dilahirkan.

Pada Umumnya, orang Banjar juga menggunakan tali ijuk sebagai tali ayunan bayi yang dipukung (dibedong sehingga menutup bagian leher dan hanya kelihatan bagian wajah kepala). Tujuannya, untuk mencegah dan menghindari gangguan kuyang dan makhluk halus. Sebab, konon katanya, kuyang dan makhluk halus itu takut dengan tali ijuk. Untuk itu, ijuk juga dipakai sebagai pagar atau pelindung rumah. Caranya dengan mengikatkan tali ijuk tersebut di sekeliling bagian atas rumah.

Kuyang yang melayang bersama organ tubuhnya itu akan tersangkut di tali ijuk yang terpasang di atap dan dedak bisa menempel di organ-organ dalam miliknya. Oleh sebab itu, orang-orang zaman dulu sering meletakkan dedak atau tali ijuk di atap rumah.

Untuk membunuh kuyang, seseorang harus menemukan tubuh bagian bahwa yang ditinggalkannya. Setelah mendapatkannya, orang harus memasukkan benda-benda tajam sepererti beling atau di sambungan lehernya. Hal itu akan membuat kuyang tidak bisa menyatu kembali dengan tubuhnya dan akan membuatnya mati lemas.

Masyarakat Banjar juga menyakini kalau Kuyang akan jatuh saat dia tebang ketika  diayunkan dengan sendok nasi.

Editor


Komentar
Banner
Banner