News

Industri Manufaktur Sumbang 16,01 Persen PDB pada Triwulan II 2022

apahabar.com, JAKARTA – Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita menyampaikan…

Featured-Image
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita. Foto tangkapan layar: apahabar/Resti Wulandari

bakabar.com, JAKARTA – Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita menyampaikan industri manufaktur masih menjadi kontributor utama penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) pada Triwulan II tahun 2022 ini yang mencapai 16,01 persen.

"Kinerja industri nasional pada triwulan II Tahun 2022 ini yang mengalami pertumbuhan yang signifikan. Jadi ini masih merupakan kontributor utama penyumbang PDB di tahun 2022 yang mencapai 16,01 persen," terang Reni dalam siaran daring di kanal YouTube Kementerian Perindustrian RI, Kamis (22/9).

Reni Yanita mengatakan, pertumbuhan positif ini ditandai dengan beberapa indikator makro. Pertama, pertumbuhannya berasal dari sektor industri manufaktur pada Triwulan II tahun 2022 tumbuh positif sebesar 4,33 persen.

Adapun yang kedua, kata Reni, berdasarkan nilai ekspor, industri manufaktur pada bulan Juli mencapai US$119,437 miliar atau mengalami surplus sebesar 15,80 miliar USD. Pertumbuhan tersebut menurutnya memberikan kontribusi sebesar 71,65 persen terhadap total ekspor nasional yang mencapai angka 166,69 miliar USD.

"Jadi tidak tepat ketika kita menyampaikan bahwa Indonesia masih bergantung di ekspor komoditi karena sudah 71 persen sudah produk manufaktur," jelas Reni.

Ia juga menjelaskan dari realisasi investasi bahwa di Triwulan II Tahun 2022, realisasi investasi untuk industri manufaktur tercatat Rp127,32 triliun atau tumbuh sebesar 61,44 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2021.

Industri Manufaktur Tumbuh, PMI di Atas Rata-rata

Reni menambahkan jika dilihat korelasinya dengan angka Purchasing Managers Index (PMI) di bulan Agustus ini tercatat mengalami kenaikan 0,4 poin. Karena itu, pada bulan Agustus 2022 sebebsar 51,7 poin.

Lebih lanjut, ungkap Reni jika menurut data yang ada ketika nilai PMI di atas 50 poin menunjukkan bahwa kondisi manufaktur di daerah atau suatu negara tersebut sedang eskpansif.

"Korelasinya dengan Industri Kecil Menengah (IKM) seperti apa? karena tadi pertumbuhannya memang 4,33 persen, sumbangan dari manufaktur kalau dilihat dari jumlah IKM 4,4 juta unit usaha tapi sumbangannya terhadap pembentuk PDB yang 16,01 persen itu hanya 21,47 persen," kata Reni.

Menurutnya jika jumlah unit usaha di indonesia atau IKM terdapat 4,4 juta unit usaha maka porsinya 99,7 persen, selebihnya hanya 0,3 persen itu kategorinya industri besar. Kemudian dari 0,3 menyumbang hampir 78 persen.

Reni mengatakan, dari data yang dijelaskannya menunjukan bahwa pertumbuhan IKM harus tetap positif, karena ketika angka dari data sudah tercatat, maka sekecil apapun penurunan dianggap negatif.

"Ketika kinerjanya sudah baik maka tuntutan kita harus meningkatkan lagi supaya tetap tercatat pertumbuhannya positif," tutup Reni.



Komentar
Banner
Banner