bakabar.com, AMUNTAI – Pelayanan kesehatan berbasis telemedicine yang digagas BPJS Kesehatan Cabang Barabai menjadi harapan baru pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pengembangan uji coba telemedicine pada 2022-2023 ini, pihaknya menggandeng Faskes di Hulu Sungai Utara (HSU). Yakni Puskesmas Alabio sebagai FKTP serta RSUD Pambalah Batung sebagai pengampu.
Uji coba itu terhitung sejak 1 Juli 2022. Pada saat itu juga dilangsungkan Penandatanganan Kesepakatan Bersama tentang Pengembangan Sistem Pelayanan Kesehatan dan Sistem Pembayaran Berbasis Telemedicine dalam Program Jaminan Kesehatan.
"Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara BPJS Kesehatan, Puskesmas Alabio, RSUD Pambalah Batung serta Dinas Kesehatan Kabupaten HSU ini menandai kick off uji coba pelayanan telemedicine di faskes yang telah ditunjuk tersebut,” kata Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Cabang Barabai, Chandra Ainur Siswanto.
Dalam implementasinya, Chandra menyebut ruang lingkup dan prosedur pelayanan kesehatan yang disepakati dan dikembangkan dalam kesepakatan itu yakni, telemedicine dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) kepada masyarakat atau peserta JKN (Telemedicine Comunity Based) yang telah tersedia dalam Aplikasi Mobile JKN serta telemedicine antarfasilitas kesehatan tanpa perlu rujukan fisik (Telemedicine Hospital Based).
"Meski terbilang baru bagi para pihak dalam kesepakatan ini, tetapi semangat koordinasi dan kolaborasi yang timbul menjadikan tahap awal uji coba ini menandakan semangat bersama untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat," ucap Chandra.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara sekaligus Direktur RSUD Pambalah Batung, Moch. Yandi Friyadi menyambut baik inovasi dan pengembangan layanan yang sifatnya berbasis teknologi.
Menurut Yandi, sudah saatnya pelayanan kesehatan untuk tidak lagi diberikan dengan cara-cara konvensional.
"Rasanya sudah tepat dan memang harus kita memanfaatkan teknologi untuk semakin meningkatkan dan mendekatkan layanan kepada masyarakat sehingga pelayanan kesehatan menjadi sesuatu yang pasti dan mudah diakses oleh masyarakat," ujar Yandi.
Yandi berharap telemedicine ini akan menjadi solusi nyata pemecah antrean yang saat ini kerap tercipta dalam alur pelayanan kesehatan baik di FKTP maupun FKRTL.
"Poin penting dalam upaya implementasi metode ini adalah bagaimana nanti sosialisasi dapat dioptimalkan kepada petugas kesehatan terutama di faskes yang telah ditunjuk agar uji coba pelayanan ini akan dapat berjalan lancar," ungkap Yandi.
Kepala puskesmas Alabio, Norsalihah menyebut pihaknya juga menyambut baik uji coba pelayanan berbasis telemedicine ini.
"Hal ini juga sejalan dengan salah satu program KIA. Di mana di trimester pertama pada ibu hamil itu harus dikonsultasikan minimal satu kali dengan dokter spesialis kandungan," ujar Norsalihah.
Dengan adanya telemedicine ini, menurut Norsalihah, dapat menekan angka rujukan ke rumah sakit.
"Angka rujukan akan turun, namun kualitas pelayanan tidak berkurang karena peserta yang tidak dirujuk sekalipun juga telah mendapat penanganan berupa terapi tindakan maupun obat sesuai hasil konsultasi dengan dokter di rumah sakit," jelas dia.
Norsalihah juga mengungkapkan, pihaknya akan segera bersiap dan berusaha semaksimal mungkin berkolaborasi menyukseskan pelaksanaan uji coba pelayanan berbasis telemedicine ini.