Tak Berkategori

IGD RSUD Abdul Aziz Marabahan Ditutup, Pasien Darurat Dirujuk ke Rumah Sakit Lain

apahabar.com, MARABAHAN – Akibat penutupan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Abdul Aziz Marabahan, pasien-pasien darurat diharuskan…

Featured-Image
Setidaknya sampai 14 September 2020, IGD RSUD Abdul Aziz Marabahan ditutup pasca seorang tenaga kesehatannya terpapar Covid-19. Foto: apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Akibat penutupan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Abdul Aziz Marabahan, pasien-pasien darurat diharuskan dirujuk ke rumah sakit lain.

IGD Abdul Aziz ditutup sementara sejak 10 September 2020, setelah seorang tenaga kesehatan dikonfirmasi positif Covid-19.

Selain penutupan sementara, 19 tenaga kesehatan lain di IGD yang terdiri dari dokter dan perawat, harus menjalani pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR).

Direncanakan operasional IGD aktif kembali mulai 14 September 2020 sembari menunggu hasil PCR yang diprediksi dirilis dalam satu atau dua hari mendatang.

“Kalau hasil PCR lebih cepat diketahui, IGD juga dapat difungsikan kembali sebelum 14 September,” sahut Direktur RSUD Abdul Aziz, dr Fathurrahman, Jumat (11/9).

Sampai hasil PCR diketahui, masyarakat diarahkan berobat ke Puskesmas terdekat, terutama untuk kasus ringan dan sedang.

“Sedangkan untuk kasus berat dan darurat, langsung dirujuk ke RSUD Setara maupun RSUD Ansari Saleh,” jelas Fathurrahman.

Seandainya lebih dari separuh jumlah tenaga kesehatan tersebut dikonfirmasi positif, RSUD Abdul Aziz dipastikan melakukan penataan ulang ketenagaan.

“Tentu kami berharap tidak demikian. Namun seandainya terjadi juga, tenaga kesehatan IGD yang positif digantikan pegawai dari ruangan lain,” beber Fathurrahman.

Sejak kasus pertama ditemukan 7 April 2020, tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 di Barito Kuala kurang dari 10 orang. Namun demikian, puluhan orang sempat dinyatakan reaktif.

“Sekarang rata-rata tenaga kesehatan yang terpapar sudah sembuh. Sementara kasus terbaru hanya terjadi di IGD Abdul Aziz,” papar dr Azizah Sri Widari, Kepala Dinas Kesehatan Batola.

“Makanya aktivitas semua Puskesmas normal kembali, setelah sempat hanya memberlakukan piket untuk mencegah penyebaran Covid-19,” imbuhnya.

Di sisi lain, masih terdapat 128 warga Batola yang dirawat akibat Covid-19. Tercatat 36 di antaranya ditangani di rumah sakit rujukan dan karantina khusus, sedangkan 92 lain menjalani isolasi mandiri.

Total ditemukan 594 kasus Covid-19 di Bumi Selidah. 459 orang di antaranya berhasil disembuhkan dan 7 orang meninggal dunia.

“Memasuki September 2020, penyebaran Covid-19 di Batola mulai menurun dengan positivity rate sekitar 6 sampai 8 persen,” beber Azizah.

“Namun demikian, selalu terdapat konfirmasi positif dari setiap dilakukan pemeriksaan terhadap 80 hingga 100 sampel,” tandasnya.

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner