Sport

IFSC Climbing World Cup Jakarta Selesai, Indonesia Sukses di Nomor Speed Namun Gagal di Lead

apahabar.com, – JAKARTA – Indonesia baru saja selesai menyelenggarakan Kejuaraan Panjat Tebing bertaraf Internasional bernama IFSC…

Featured-Image
Raviandi Ramadhan raih Posisi 8 di kelas Lead (instagram/ @raviandiramadhan)

bakabar.com, – JAKARTA - Indonesia baru saja selesai menyelenggarakan Kejuaraan Panjat Tebing bertaraf Internasional bernama IFSC Climbing World Cup 2022.

Olahraga ini sebelumnya hanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat Indonesia. Namun sejak tahun 2018, Panjat Tebing mulai dilirik karena prestasinya yang mendunia.

Kerap Raih Medali Emas di Nomor Speed Climbing

Aries Susanti mungkin jadi pelopor berbagai raihan emas bagi Indonesia di olahraga ini, khususnya di nomor Speed Climbing.

Bahkan Aries berhasil mencetak rekor dunia untuk nomor ini di kelas putri dengan 6,955 Detik yang belum berhasil dipecahkan hingga saat ini.

Begitu juga di kelas putra, Kiromal Katibin adalah pemegang rekor dunia Speed Climbing dengan waktu 5,0 Detik. Veddriq Leonardo dan terakhir Aspar Jaelolo adalah dua orang atlet lain yang juga kerap meraih Medali Emas di berbagai kejuaraan Dunia.

Indonesia Masih Lemah di Nomor Lead

Tapi Panjat Tebing tidak hanya Speed, ada beberapa kelas lain yang biasa dipertandingkan, salah satunya adalah Lead Climbing.

Berbeda dengan Speed yang tentunya mengandalkan kecepatan untuk mencapai garis finish, Lead lebih mengandalkan daya tahan dan juga kekuatan tubuh. Selain itu, tingkat kesulitan yang dibuat oleh pembuat jalur atau Route Setter juga mempengaruhi nilai yang didapatkan.

Dalam IFSC Climbing World Cup di Jakarta Senin (26/9) malam lalu. Wakil Indonesia, Raviandi Ramadhan mampu menduduki peringkat ke-8 dan meraih skor 22+ dengan catatan waktu 3,03 menit. Ini adalah hasil terbaik Merah Putih untuk nomor Lead sejauh ini.

Hal ini juga diamini oleh Ketua Umum FPTI, Yeny Wahid. Menurutnya, nomor lead masih belum bisa diandalkan oleh Tim Indonesia.

“Lead hingga kini belum menjadi andalan utama Indonesia di cabang olahraga panjat tebing.” Tuturnya.

Pelatih Panjat Tebing Indonesia juga mendukung pernyataan sang ketua.

“Sementara Kita memang menargetkan untuk empat tahun mendatang. Jadi anak-anak ini kan usianya baru 18 tahun, 19 tahun, jadi masih diproyeksikan untuk Olimpiade 2028,” Ungkap Triyanto ketika ditemui tim bakabar.com malam lalu.

Meski demikian prestasi Aspar Jaelolo dkk patut diacungi dua jempol. Ditambah lagi, Indonesia juga sukses menjadi tuan rumah event bertaraf Piala Dunia ini.



Komentar
Banner
Banner