bakabar.com, BANJARBARU – Ratusan hektare lahan di Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah hangus terbakar sekalipun hujan masih turun.
“Lahan terbakar menurut data sampai sekarang sekitar 400 hektare dari kondisi cuaca, banyak ditemukan dari daerah Hulu Sungai Utara [HSU] seperti daerah Daha dan di Danau Panggang. Beberapa hari ini memang kukus api di sana,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Sahrudin kepada bakabar.com Selasa (6/10).
Belakangan waktu memang tidak turun hujan di daerah tersebut. Sedangkan daerah yang masih dilewati hujan, titik panasnya terpantau aman; berpotensi rendah.
“Tidak ada hujan di sana, itu rawa yang terbakar tidak bisa dijangkau oleh satuan tugas darat. Otomatis kita melihat dari heli patroli, kita arahkan untuk boombing di sana,” jelas Sahrudin.
Pengerahan heli water boombing sebagai antisipasi jika lahan rawa yang terbakar melebar.
“Kalau terlalu banyak terbakar di sana asapnya juga bisa bergeser ke tempat kita di ring 1 di Bandara Syamsudin Noor,” ujarnya.
Namun Sahrudin menegaskan saat ini daerah ring 1 masih aman terkendali. Meskipun terpantau titik panas, namun berpotensi rendah.
“Alhamdulillah untuk daerah bandara Syamsudin Noor sekarang masih terkendali, sama tidak ada kebakaran di daerah belakang bandara,” tegasnya.
“Ada beberapa titik di Bati Bati, Cempaka tapi tidak berpotensi seperti tahun tahun lalu. Juga karena lahan gambut yang di belakang bandara stabil masih ada airnya,” terangnya.
Akan tetapi Satgas BPBD tengah mengawasi dengan ketat pembukaan lahan dengan metode pembakaran yang diduga dilakukan sebagian warga di Pegunungan Meratus.
Di mana, jika terpantau api melebar ke kawasan hutan di luar lahan warga, maka akan segera dipadamkan menggunakan heli water boombing.
“Ada titik terpantau di sana tapi kita belum melakukan boombing karena mereka melakukannya masih terkendali. Tapi kalau hasil patroli ternyata melebar ke kawasan kawasan hutan lainnya maka kita geser ke daerah tersebut,” katanya.
Meski ratusan hektare lahan di Kalsel telah terbakar, namun di fenomena kemarau basah menurunkan tingkat potensi kebakaran.
Pasalnya, menurut data BPBD Kalsel, jika dibandingkan pada 2019 lalu, maka kebakaran pada 2020 ini belum lebih dari 10 persennya.
“Perbandingannya jauh sekali, jadi 2019 itu 7000 hektare lebih, sedangkan tahun ini baru 10 persennya saja, dikategorikan kemarau basah. Artinya signifikan penurunannya,” pungkasnya.