Tak Berkategori

Hubungan Mencair, Cina Mulai Impor Beras Amerika

apahabar.com, BEIJING – Pemerintah Cina telah membuka pintu impor beras asal Amerika Serikat untuk pertama kalinya sejak perang dagang…

Featured-Image
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping berjabat tangan saat makan malam di Mar-a-Lago, April 6, 2017, in Palm Beach, Florida. Foto – Tempo

bakabar.com, BEIJING- PemerintahCinatelah membuka pintu impor beras asal Amerika Serikat untuk pertama kalinya sejak perang dagang meletus pada Juli 2018.

Analis melihat ini sebagai indikasi mencairnya hubungan kedua ekonomi terbesar dunia, yang ditandai perang tarif sejak pertengahan tahun ini.

"Lampu hijau dari kantor bea cukai Cina terlihat dari pernyataan yang diunggah di situs lembaga itu," begitu dilansirChannel News Asiadengan mengutipReuterspada Jumat, (28/12).

Baca Juga: Setelah Evan Dimas, Giliran David Maulana Direkrut Barito Putera

Hubungan Cina dan AS mulai mencair pasca kesepakatan gencatan tarif yang dibuat Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Cin, Xi Jinping, di Buenos Aires, pada 1 Desember 2018. Keduanya sepakat untuk moratorium sementara kenaikan tarif selama 90 hari sambil menggelar negosiasi.

Saat ini, AS telah mengenakan kenaikan tarif untuk impor barang senilai US$250 miliar atau sekitar Rp3.600 triliun. Sedangkan Cina membalas dengan menaikkan tarif untuk impor senilai US$110 miliar atau sekitar Rp1.600 triliun. Produk yang disasar kedua negara seperti daging babi, kedelai, elektronik, hingga komponen pesawat terbang.

Saat ini belum diketahui berapa banyak jumlah impor beras Cina, yang kebanyakan berasal dari negara di Asia.

Baca Juga:Kaleidoskop 2018: Narkoba Picu Kekerasan Anak dan Perempuan di Kalsel!

Sejak 27 Desember 2018, impor berbagai jenis beras dari AS seperti beras coklat, beras mengkilap dan beras hancur akan diizinkan asalkan memenuhi standar inspeksi dari Cina dan terdaftar di Departemen Pertanian AS.

"Pemberian izin impor beras dari AS menunjukkan meningkatnya hubungan AS danCina," kata Cherry Zhang, seorang analis dari perusahaan konsultan JCI. Dia menduga impor itu dilakukan perusahaan negara Cina.

Sumber: Tempo
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner