Banjarmasin Hits

Hindari Pengulangan Konflik, Banjarmasin Bangun Monumen Perdamaian Dayak-Madura

Mengantisipasi pengulangan konflik, Pemkot Banjarmasin berencana membangun monumen perdamaian Dayak dan Madura.

Featured-Image
RTH Kamboja menjadi lokasi rencana pembangunan monumen perdamaian antar suku di Banjarmasin. Foto: bakabar.com/Riyad

bakabar.com, BANJARMASIN - Mengantisipasi pengulangan konflik, Pemkot Banjarmasin berencana membangun monumen perdamaian Dayak dan Madura.

Lokasi pembangunan digadang-gadang di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kamboja di Jalan Anang Adenansi, Banjarmasin Tengah.

"Untuk posisi persis, masih dicari yang sesuai," ungkap Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, Senin (22/1) siang di Balai Kota.

"Keberadaan monumen perdamaian itu diharapkan bisa menjadi simbol Banjarmasin yang aman dan damai," imbuhnya.

Diketahui konflik antarsuku yang pernah melanda Sampit, Kalimantan Tengah, juga hampir terjadi di Banjarmasin akhir Februari 2016 lalu.

Penyebabnya tindakan pidana yang menewaskan seorang pemuda, dibumbui dengan provokasi berbau etnis.

Untungnya semua pihak bisa bersabar dan diajak bekerja sama, sehingga potensi konflik bisa diredam. Bahkan masing-masing pihak menandatangani kesepakatan damai.

Di sisi lain, pembangunan monumen perdamaian itu juga beriringan dengan sejumlah proyek penataan taman yang digagas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin.

Di antaranya penataan RTH Kamboja, pembangunan taman di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, dan skate park di Jalan RK Ilir.

"Semua rencana itu ditinjau ulang untuk menentukan prioritas, mengingat DLH juga terdampak refocusing atau pergeseran anggaran senilai Rp35 miliar," beber Ibnu.

Sementara Sekretaris DLH Banjarmasin, Wahyu Hardi Cahyono, bahkan membenarkan bahwa lokasi pembangunan monumen direncanakan di RTH Kamboja.

"Sekarang kami masih mencari-cari posisi ideal agar pembangunan monumen itu sinkron dengan pembenahan yang dilakukan. Juga agar tampak nyaman dipandang," jelas Wahyu, Selasa (23/1) siang.

Ternyata pembangunan monumen tersebut sudah lama direncanakan. Bahkan sudah tercetus di awal-awal kepemimpinan Ibnu Sina.

Namun lantaran ketiadaan anggaran dan konsep yang matang, pembangunan monumen pun tertunda.

"Perencanaan masih dibuat dengan anggaran sekitar Rp1 miliar. Kalau memang tersedia, penganggaran akan dimasukkan dalam APBD 2024," pungkas Wahyu.

Editor


Komentar
Banner
Banner