bakabar.com, JAKARTA – Varian baru Covid-19 ditemukan kembali. Mengutip CNBC International, Bloomberg News melaporkan jenis corona ini menemukan jenis virus corona yang menggabungkan varian Delta dan Omicron.
Setidaknya ada 25 orang terdeteksi. Kasus awal ditemukan para peneliti di Siprus.
Meski demikian, pakar kesehatan global meragukan kemungkinan mutasi ini. Kemungkinan “strain” adalah hasil dari kesalahan pemrosesan laboratorium.
Ini dikatakan pakar Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Krutika Kuppali di Twitter. Dalam kasus ini, kemungkinan ada kontaminasi laboratorium dari fragmen Omicron dalam spesimen Delta.
“Jangan gabungkan nama penyakit menular dan serahkan saja (penggabungan itu) ke pasangan selebriti,” sindirnya dikutip CNBC International, Selasa (11/1/2022).
Hal senada juga diyakini ilmuwan lain dari Imperial College London, Dr Tom Peacock. Urutan Deltacron Siprus, tegasnya, jelas merupakan kontaminasi.
“Beberapa dari kita telah melihat urutannya dan sampai pada kesimpulan yang sama bahwa itu tidak terlihat seperti rekombinan nyata,” jelasnya mengacu pada kemungkinan penataan ulang materi genetik.
Sementara itu, Profesor Ilmu Biologi Universitas Siprus Leondios Kostrikis yang pertama menyakini Deltacron mengatakan apa yang ditemukannya bukan kesalahan teknis. Ia berdalih, ada tekanan evolusioner pada ‘galur leluhur’ untuk memperoleh mutasi dan bukan hasil peristiwa rekombinasi.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Siprus Michael Hadjipantela mengaku mewaspadai Deltacron. Tapi, ini bukan sesuatu yang harus ditakuti berlebihan. Meski ada perbedaan goal ini, ia mengatakan bangga penelitinya menemukan Deltacron.