bakabar.com, BANJARBARU - Heboh tarian vulgar dalam acara yang digelar di Lapangan Murjani Banjarbaru, penyelenggara mengaku salah dan meminta maaf.
Sebelumnya, gelaran tarian yang dinilai vulgar itu mendapat sorotan dari organisasi maupun lembaga keagamaan.
Setelah video tarian vulgar di panggung utama Lapangan Murjani pada Sabtu (4/2) itu beredar luas di sosial media.
Penampilan itu dituding menyimpang dari ajaran agama Islam sehingga mendapat sorotan dari tokoh-tokoh agama di Ibu Kota Kalimantan Selatan yang menyayangkan adanya kegiatan tersebut.
Atas hal itu, pihak panitia penyelenggara pun menyampaikan permintaan maaf kepada tokoh-tokoh agama maupun ke Pemkot Banjarbaru.
Penanggung jawab acara Dance Competition, Angga, mengakui adanya kelalaian saat koordinasi di lapangan.
Sedari dari awal diakuinya acara memiliki ragam kegiatan kompetisi, termasuk salah satu kompetisi menari atau Dance Competion.
"Konsep acara malam itu hanyalah kompetisi menari. Kami akui ada kelalaian, ternyata ada partisipan yang memakai kostum minim dan menampilkan tarian seperti itu. Ini murni kesalahan kami," kata Angga.
"Seharusnya kami selaku pelaksana acara memberi arahan kepada para partisipan bahwa tidak boleh ada tampilan seperti itu," sambungnya, Kamis (9/2) malam.
Tak sampai di situ, Angga menuturkan pihaknya juga telah mendapat teguran keras baik dari tokoh-tokoh agama, bahkan hingga Wali Kota Banjarbaru. Sebab itu pihaknya menyampaikan permintaan maaf dan siap menerima sanksi.
"Alhamdulillah kami disambut baik dan diterima langsung oleh Bapak KH Nursahid Ramli selaku Ketua MUI Kota Banjarbaru tadi. Beliau memberikan nasihat dan teguran kepada kami, dan ini menjadikan pelajaran yang berharga dan penting bagi kami," ucapnya.
Angga memastikan ke depannya tak akan mengulangi kesalahan serupa dalam acara ataupun kegiatan lainnya.
Sanksi dari Pemkot Banjarbaru juga telah diterima secara lapang dada oleh pihaknya sebagai bentuk konsekuensi atas kelalaian tersebut.
"Kita sudah mendapatkan teguran keras dan juga sanksi dari Pemkot Banjarbaru, di mana kami akan menghentikan sisa acara hiburan maupun kompetisi kreatif di sisa event ini. Kami selaku penyelenggara mengucapkan permintaaan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Banjarbaru, para alim ulama, tokoh ulama, Pemkot Banjarbaru, Wali Kota Banjarbaru dan partisipan kegiatan," lanjutnya.
Dijelaskannya, bahwa acara Shopping Town Festival merupakan festival belanja terbesar yang mereka gagas dan garap di Banjarbaru. Acara ini bersifat komersil dan tak terikat dengan siapapun.
Tujuan event ini sebutnya sebagai bentuk upaya dalam mendongkrak serta memajukan UMKM lokal di Banjarbaru. Yang mana, event ini telah diikuti oleh lebih dari 125 partisipan atau tenant selama sembilan hari dari 3 hingga 11 Februari 2023.
Selain itu, penyelenggara katanya juga menyediakan wadah atau panggung untuk memfasilitasi kreativitas masyarakat. Baik dari seni musik, tarian, hingga peragaan busana.
"Kita juga ingin mengkonfirmasi atau mengklarifikasi bahwa event kita bersifat independen. Pihak Pemkot Banjarbaru katanya telah memberikan pengawasan namun terjadi hal yang diluar briefing ketika hari H pelaksanaan, dan itu murni kelalaian kami," ungkap Angga.
Sementara, Ketua MUI Kota Banjarbaru, KH Nursahid Ramli mengucapkan rasa bangga dan apresiasinya atas kedatangan panitia penyelenggara untuk meminta maaf dan mengakui kesalahannya secara langsung.
Menurutnya, bahwa panitia telah dengan ikhlas dan sabar menghadapi konsekuensi yang ada. Dia juga memberikan nasihat dan teguran kepada panitia agar ke depan tak mengulangi kejadian serupa.
"Alhamdulillah kita tadi silaturahmi, ngobrol langsung dan adik-adik juga menjelaskan bagaimana situasinya. Kita dari MUI Banjarbaru telah memaafkan dan kita berikan nasihat untuk mengambil hikmah dan pembelajarannya," ucapnya.