Pemkab Barito Kuala

Haul ke-12 KH Ahmad Sibawaihi, Penjabat Bupati Batola Ajak Jemaah Teladani Sang Guru

Haul KH Ahmad Sibawaihi bin Alimul Fadhil Qadhi HM Basiyuni di Marabahan, Barito Kuala (Batola), dipenuhi jemaah dari berbagai daerah, Sabtu (18/5).

Featured-Image
Penjabat Bupati Batola, Mujiyat, dalam haul ke-12 KH Ahmad Sibawaihi bin Alimul Fadhil Qadhi HM Basiyuni di Marabahan, Sabtu (18/5). Foto: PMM Media

bakabar.com, MARABAHAN - Haul KH Ahmad Sibawaihi bin Alimul Fadhil Qadhi HM Basiyuni di Marabahan, Barito Kuala (Batola), dipenuhi jemaah dari berbagai daerah, Sabtu (18/5).

Dilangsungkan di Masjid Nurul Anwar, haul ulama yang biasa disapa Guru Bawai tersebut dimulai sekitar pukul 09.00 Wita.

Selain KH Asqalani sebagai ahlul bait, haul dihadiri sejumlah ulama dan Penjabat Bupati Mujiyat.

Diawali pembacaan ayat suci Al-Qur'an, dilanjutkan syair maulid diba, dalailul khairat, Surah Yasin, tahlil dan doa bersama.

Jemaah yang menghadiri haul tersebut tidak cuma dari Batola. Tidak sedikit yang datang dari Banjarmasin, Banjar dan Banua Enam.

"Atas nama Pemkab Batola, kami berterima kasih kepada ahlul bait dan panitia penyelenggara haul ke-12 KH Ahmad Sibawaihi," ungkap Mujiyat.

"Ini menjadi kesempatan mendoakan beliau secara bersama-sama, sembari mengenang KH Ahmad Sibawaihi yang selama hidup dikenal sebagai sosok berkepribadian sederhana dan kharismatik," imbuhnya.

Mujiyat juga memastikan bahwa peran dan jasa ulama sangat besar dalam kehidupan umat. Juga banyak pemikiran ulama yang menjadi tuntutan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan.

"Ulama merupakan salah satu pilar negara. InsyaAllah dengan mewarisi nilai kehidupan ulama, kehidupan di Batola akan diberkahi, damai, sejuk dan tenteram," beber Mujiyat.

H Ahmad Sibawaihi bin Alimul Fadhil Qadhi HM Basiyuni bin Alimul Fadhil H Abu Thalhah bin Alimul Allamah Qadhi H Abdussamad bin Alimul Allamah Mufti H Jamaludin bin Muhammad Arsyad Al Banjari meninggal dalam usia 72 tahun.

Guru Bawai meninggal dunia 24 September 2012 atau 8 Zulkaidah 1433 Hijriah, setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.

Spanjang hidup Guru Bawai merupakan ulama yang dihormati, baik oleh warga Batola maupun Kalimantan Selatan. Padahal kakak kandung KH Asqalani LC ini jarang membuka pengajian yang menghadirkan jemaah dalam jumlah banyak.

Selain dalam pengajian-pengajian, Guru Bawai dikenal sebagai ulama konsultatif. Semua orang dari berbagai kalangan dapat langsung bertemu beliau tanpa protokoler yang ketat.

Berbagai persoalan keagamaan dan kehidupan dibawa orang-orang yang datang, kemudian Guru Bawai berusaha langsung memberikan jawaban maupun pencerahan.

Bahkan ketika Guru Bawai wafat, ribuan orang datang memadati pemakaman. Saking banyak pelayat, salat jenazah yang dimulai pukul 10.00 Wita dilakukan bergantian hingga menjelang salat zuhur.

Editor


Komentar
Banner
Banner