Perayaan Unik

Hari Sushi Sedunia: Sepotong Filosofi dalam Harmoni Rasa

Setiap potongan sushi mewakili petak laut yang berbeda, di bawah naungan langit yang berbeda

Featured-Image
Sushi dalam aneka bentuk dan bahan. Foto: Momsmonery.

bakabar.com, JAKARTA - Setiap potongan sushi mewakili petak laut yang berbeda, di bawah naungan langit yang berbeda. Demikian gambaran orang Jepang dalam merepresentasikan sushi sebagai hidangan sekaligus kesenian.

Hari ini, tepatnya 18 Juni, sebuah perayaan digaungkan sebagai Hari Sushi Internasional untuk memperingati makanan lezat ini dan mempromosikan budaya kuliner Jepang ke seluruh dunia.

Namun, sebelum membahas lebih jauh tentang hari ini, mari kita lihat sejarah sushi itu sendiri.

Dari Mana Sushi Berasal?

Ilustrasi Sushi. Foto: Liputan6.
Ilustrasi Sushi. Foto: Liputan6.

Sushi merupakan sajian paling terkenal dari Jepang. Hidangan ini terdiri dari nasi yang dibentuk dalam bola atau gulungan kecil dan di atasnya ditempatkan irisan ikan mentah atau makanan laut lainnya, serta bahan-bahan lain seperti sayuran, telur, atau rumput laut. Sushi sering disajikan dengan wasabi, jahe, dan kecap Jepang yang disebut soy sauce.

Asal-usul sushi tidak pasti, tetapi diyakini berasal dari Cina pada abad ke-4 Masehi. Di sana, orang mulai mengawetkan ikan dengan cara mengolahnya dengan nasi yang diberi cuka, garam, dan gula.

Proses ini memungkinkan ikan dapat bertahan lebih lama dan menghasilkan rasa yang unik. Selama abad ke-8, metode ini diperkenalkan ke Jepang oleh para biksu Buddha yang melakukan perjalanan ke Cina.

The History of Sushi in Japan and America menuliskan, di Jepang, sushi menjadi populer di kalangan masyarakat umum selama periode Edo (1603-1868). Pada saat itu, sushi dijual di pasar dan warung sebagai makanan cepat saji.

Selama abad ke-19, orang Jepang mulai memperkenalkan sushi ke luar negeri, terutama ke Amerika Serikat. Namun, di awalnya, sushi tidak begitu populer karena kebanyakan orang di luar Jepang tidak terbiasa dengan makanan mentah.

Pada 1960-an dan 1970-an, sushi mulai mendapatkan popularitas di luar Jepang, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah wisatawan Jepang yang bepergian ke luar negeri dan meningkatnya minat orang terhadap budaya Jepang.

Selain itu, restoran Jepang mulai dibuka di luar negeri, termasuk restoran sushi yang menawarkan hidangan sushi yang lezat dan otentik.

Hari Sushi Internasional

Ilustrasi Sushi. Foto: IDN.
Ilustrasi Sushi. Foto: IDN.

Hari Sushi Internasional pertama kali dirayakan pada tahun 2009 oleh Chris DeMay, seorang penggemar sushi yang ingin mempromosikan hidangan ini ke seluruh dunia.

Tujuan dari hari ini adalah untuk menghargai keindahan dan keunikan sushi serta mempromosikan budaya kuliner Jepang ke seluruh dunia. Pada hari ini, orang-orang di seluruh dunia merayakan dengan makan sushi dan menghargai keindahan dan keunikan hidangan ini.

Sekarang, sushi telah menjadi salah satu hidangan paling populer di seluruh dunia dan telah mengalami banyak variasi sesuaidengan selera dan preferensi lokal.

Misalnya saja, menukil Kaminski dalam jurnalnya Sushi: Food for the Eye, the Body and the Soul (2010) menyebut di Amerika Serikat, sushi roll yang diisi dengan bahan-bahan seperti krim keju, paprika, atau ayam goreng sering ditemukan di restoran sushi. Di Jepang, ada berbagai jenis sushi yang berasal dari daerah yang berbeda, seperti nigiri sushi dari Tokyo atau temaki sushi dari Osaka.

Namun, walaupun sushi telah mendapatkan popularitas dan variasi yang luas, tetap saja nilai-nilai tradisional dan kualitasnya tidak boleh dikompromikan. Pembuatan sushi membutuhkan keterampilan dan pengalaman yang sangat tinggi, serta bahan-bahan yang berkualitas tinggi.

Seorang sushi chef harus memiliki pengetahuan mendalam tentang bahan-bahan, teknik pengolahan, dan presentasi agar dapat menghasilkan hidangan sushi yang sempurna.

Filosofi sepotong sushi, selengkapnya...

Filosofi Sepotong Sushi

Sushi. Foto: Ameera.
Sushi. Foto: Ameera.

The Philosophy of Sushi dalam Times (2014) menjelaskan di budaya Jepang, sushi memiliki filosofi yang dalam. Filosofi di balik sushi mencakup nilai-nilai seperti keseimbangan, harmoni, kesederhanaan, dan kesempurnaan.

Keseimbangan jadi salah satu nilai penting dalam sushi. Di mana hidangan sushi harus seimbang dalam hal rasa, tekstur, dan warna.

Contohnya, sushi harus memiliki perpaduan yang tepat antara rasa manis, asin, dan asam, serta kombinasi antara tekstur yang lembut dan renyah.

Selain itu, sushi juga harus memiliki perpaduan yang tepat antara warna, misalnya, sushi yang diisi dengan ikan merah harus disajikan dengan nasi yang berwarna putih.

Harmoni juga merupakan nilai penting dalam sushi. Hidangan harus menggabungkan bahan-bahan yang tepat sehingga rasa dan aroma mereka saling melengkapi dan tidak saling bertabrakan.

Sebagai contoh, sushi yang diisi dengan ikan mentah harus disajikan dengan wasabi, jahe, dan kecap Jepang yang disebut soy sauce, yang dapat membantu menciptakan harmoni rasa dan aroma.

Kesederhanaan juga merupakan nilai penting dalam sushi. Hidangan harus sederhana dan tidak terlalu rumit, dengan fokus pada kualitas bahan-bahan yang digunakan.

Seorang sushi chef harus memilih bahan-bahan berkualitas tinggi dan memperhatikan teknik pengolahan yang tepat untuk menghasilkan hidangan yang sederhana tetapi lezat.

Kesempurnaan juga merupakan nilai penting dalam sushi. Seorang sushi chef harus memiliki keterampilan dan pengalaman yang tinggi dalam membuat sushi agar dapat menciptakan hidangan yang sempurna.

Mulai dari memilih bahan-bahan berkualitas tinggi hingga memotong dan membentuk nasi dengan presisi, setiap tahap dalam pembuatan sushi harus dilakukan dengan sempurna.

Editor


Komentar
Banner
Banner