bakabar.com, TARAKAN – Bisnis transportasi udara di Kalimantan Utara kian bergeliat. Memasuki pertengahan tahun, 1.078 pesawat berangkat dari 6 bandara di sana.
Namun begitu, transportasi merupakan salah satu faktor penentu fluktuasi nilai inflasi di provinsi termuda itu.
Fluktuatifnya harga tiket pesawat itu rupanya mendapat sorotan tersendiri Gubernur Kaltara Irianto Lambrie. Terlebih meroketnya harga tiket pesawat belum lama ini.
"Terkait kenaikan harga tiket pesawat ini, saya selaku gubernur Kaltara telah bersurat kepada kementerian terkait, untuk dapat menurunkan harganya. Juga menyesuaikan batas atas dan batas bawah sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat Kaltara khususnya," ungkap Irianto dikutip bakabar.com. dalam laman resmi Pemprov Kaltara, Kamis (4/4).
Menurut mantan sekprov Kaltim itu, topografi Kaltara berbeda dari daerah lain. Banyak daerah yang sulit dijangkau melalui darat, sehingga harus melalui udara.
“Dari itu, keberadaan bandara penting, dan tentunya harga tiket pesawat pun menjadi tolok ukur kemampuan masyarakat untuk beraktivitas. Untuk itu, harganya menjadi perhatian," ujar Irianto saat menghadiri Musrenbang RKPD Tahun 2020 Provinsi Kaltara, belum lama ini.
Untuk perkembangan aktivitas kebandaraan sendiri, lanjut Irianto aktivitasnya terus meningkat.
"Meski harga tiket cukup tinggi, namun aktivitas masyarakat yang mengandalkan pesawat udara di Kaltara, cukup stabil," urai Gubernur.
Dinas Perhubungan setempat mencatat sebanyak 1.074 pesawat datang, dan 1.078 pesawat berangkat dari enam bandar udara di Kaltara sepanjang Januari hingga Februari 2019.
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Naik, Kaltara Bersurat ke Pusat
Enam bandara itu, yakni Bandara Juwata Tarakan, Bandara Tanjung Harapan (Bulungan), Bandara Nunukan, Bandara Kol RA Bessing (Malinau), Bandara Yuvai Semaring (Nunukan), dan Bandara Long Apung (Malinau).
Dalam 2 bulan pertama di tahun ini jumlah penumpang yang datang dari 6 bandara tersebut, sebanyak 50.896 orang dan yang berangkat 49.036 orang.
"Bandara Juwata Tarakan paling tinggi aktivitas kebandaraannya. Tahun ini, pada Januari hingga Februari tercatat pesawat yang datang mencapai 399 unit, dan yang berangkat juga 399 unit. Sementara penumpang yang datang, 37.796 orang, dan yang berangkat 34.958 orang," kata Kepala Dishub Provinsi Kaltara, Taupan Madjid dikutip dari laman yang sama.
Sementara pada 2018, total jumlah penumpang yang datang dari 6 bandara tersebut mencapai 539.630 orang dan yang berangkat 538.146 orang.
"Dari evaluasi kami, ada 4 bandara yang menjadi pintu bagi pesawat untuk keluar dan masuk Kaltara, yakni Bandara Juwata, Bandara RA Bessing, Bandara Tanjung Harapan dan Bandara Long Apung," tutur Taupan.
Pada 2018, Bandara Juwata Tarakan mencatatkan jumlah penumpang datang sebanyak 504.309 orang dan yang berangkat 511.119 orang. Sementara pesawat yang datang sebanyak 6.010, begitupula yang berangkat.
"Bandara Juwata menjadi pintu masuk utama bagi transportasi udara di Kaltara. Ini juga ditopang dengan banyaknya maskapai penerbangan yang beraktivitas di bandara tersebut," jelas Taupan.
Sedangkan di 2017, total jumlah penumpang yang datang dari 6 bandara tersebut, menurut data Dishub Kaltara sebanyak 565.757 orang, dan yang berangkat 590.089 orang. Untuk pesawat yang datang sebanyak 12.290 unit, dan yang berangkat 12.524 orang.
Baca Juga: Kementerian PUPR Cek Pembangunan Kanal Antarmoda Perdana di Bandara Juwata
Editor: Fariz Fadhillah