bakabar.com, BANJARBARU - Harga Minyakita di pasaran saat ini melambung menjadi Rp16-17 ribu per liter. Kenaikan ini memicu keresahan di tengah warga.
Terlebih saat ini, minyak goreng sejuta umat itu, sulit ditemui di pasaran. Hal ini diakui salah satu pedagang di Pasar Bauntung, Banjarbaru.
"Barang sulit dicari, sudah sebulan kami tidak dapat kiriman dari distributor," ujar Riza, salah satu pedagang di pasar Bauntung Banjarbaru, Kamis (2/2).
Sebelumnya, Riza mengaku menjual Minyakita seharga Rp14 per liter atau per botol. Tapi sekarang dirinya harus menjual minyak goreng kemasan sederhana ini dengan harga Rp16 ribu per liter.
Karena cukup langka di Kalsel, Riza mengaku pernah mencari Minyakita di provinsi tetangga, yakni Palangkaraya, Kalteng.
Hal sama juga disampaikan pedagang di Desa Tungkaran, Martapura, Kabupaten Banjar, Purmawati. Dirinya mengatakan terpaksa harus menaikkan harga Minyakita lantaran memang dari distributor sudah melonjak. "Itu juga kalau barangnya ada, kadang tidak ada," katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagagan (Kadisdag) Kalsel, Birhasani mengatakan, harga Minyakita memang sejak Januari kemarin terjadi gejolak kenaikan harga di atas HET Rp14.000 per liter.
Birhasani bilang, kenaikan harga Minyakita ini tidak saja terjadi di Kalsel, tapi hampir merata di seluruh Indonesia dengan harga yang bervariasi di pasaran. "Antara Rp15.500 hingga Rp17.000 satu liternya," ujar Birhasani.
Adapun penyebab terjadinya kenaikan harga minyakita ada beberapa faktor. Pertama, permintaan yang semakin tinggi terhadap Minyakita. "Karena masyarakat mulai melakukan penghematan belanja dari minyak goreng premium atau medium ke Minyakita," tuturnya.
Kedua, terjadinya perlambatan produksi Minyakita yang disebabkan pasokan keterlambatan suplai minyak goreng curah program DMO. "Sehingga produsen atau perusahaan pengemasannya mengalami kekurangan bahan baku untuk dikemas menjadi minyakita," imbuh Birhasani.
Permasalahan tersebut kata Birhasani, berimbas pada terjadinya penurunan jumlah pasokan ke distributor dan pasaran atau pengecer.
Birhasani menyebut, kenaikan harga Minyakita bukan karena dicabutnya subsidi dari pemerintah. Sebab minyak goreng curah atau minyakita memang tak ada subsidi.
Pasokan Minyakita di Kalsel berasal dari luar daerah, Birhasani berharap kiranya perusahaan industri minyak goreng di Banua segera turut berperan memproduksi.
Baca Juga: Banjarmasin Alami Kelangkaan Minyak Goreng Curah, Harga Rp17.000 per Liter